Astra Agro Lestari Raih Pendapatan Rp21,82 Triliun di 2024, Naik 5 Persen!
Astra Agro Lestari berhasil meningkatkan pendapatannya sebesar 5 persen di tahun 2024 menjadi Rp21,82 triliun, didorong kenaikan harga CPO dan efisiensi biaya, serta siap membagikan dividen lebih tinggi.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, mengumumkan kinerja keuangan positif pada tahun 2024. Pendapatan perusahaan berhasil mencapai angka Rp21,82 triliun, menandai kenaikan sebesar 5,16 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp20,74 triliun. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global dan strategi efisiensi biaya yang diterapkan perusahaan. Direktur AALI, Tingning Sukowignjo, memaparkan keberhasilan ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
"Kenaikan harga telah mendorong revenue kami naik 5 persen year on year menjadi Rp21,82 triliun dengan laba bersih Perseroan meningkat 9 persen dari Rp1,06 triliun menjadi Rp1,15 triliun pada tahun 2024," ujar Direktur Perseroan PT Astra Agro Lestari Tingning Sukowignjo, di Jakarta, Senin.
Rincian pendapatan AALI di tahun 2024 menunjukkan kontribusi signifikan dari pendapatan minyak sawit mentah dan turunannya (Rp20,18 triliun), pendapatan inti sawit dan turunannya (Rp1,62 triliun), dan pendapatan lainnya (Rp11,36 miliar). Keberhasilan ini juga berdampak pada peningkatan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk, yang naik 8,68 persen menjadi Rp1,14 triliun dari Rp1,05 triliun di tahun 2023.
Kenaikan Harga CPO dan Strategi Efisiensi
Tingning Sukowignjo menjelaskan bahwa keberhasilan AALI tidak hanya bergantung pada kenaikan harga CPO. Perusahaan juga menerapkan strategi efisiensi biaya, peningkatan keunggulan operasional, dan inovasi dalam proses produksi secara konsisten. Kombinasi faktor-faktor inilah yang memungkinkan AALI untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. "Selain kenaikan harga CPO, strategi melakukan efisiensi biaya, peningkatan keunggulan operasional, dan inovasi dalam proses produksi yang dijalankan secara konsisten sebagai bagian dari pembenahan berkelanjutan telah membuat perseroan mampu memetik hasil yang lebih maksimal," kata Tingning.
Harga rata-rata CPO di pasar Rotterdam memang mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 12 persen dari 964 dolar AS/ton di tahun 2023 menjadi 1.084 dolar AS/ton di tahun 2024. Kenaikan harga global ini berdampak positif pada harga rata-rata CPO AALI, yang meningkat sebesar 15,6 persen menjadi Rp12.883/kg dari Rp11.142/kg di tahun 2023.
Strategi pemasaran AALI juga berperan penting dalam pencapaian ini. Sebesar 69 persen dari total penjualan ditujukan untuk pasar domestik, sementara 31 persen diekspor ke berbagai negara, termasuk China, India, Korea Selatan, dan Pakistan.
Pembagian Dividen yang Meningkat
Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, AALI akan membagikan dividen sebesar Rp515,8 miliar atau Rp268 per saham. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun buku 2023, yang sebesar Rp247 per saham atau Rp475,3 miliar. "Dari total dividen tersebut, sebanyak Rp84 per saham telah dibagikan AALI sebagai dividen interim. Dividen final sebesar Rp184 per saham akan dibayarkan pada 28 Mei 2025," jelas Tingning.
Kinerja positif AALI di tahun 2024 menunjukkan kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan dinamika pasar global dan menerapkan strategi bisnis yang efektif. Kenaikan pendapatan dan laba bersih, serta peningkatan pembagian dividen, menjadi bukti nyata kesuksesan AALI dalam mencapai target dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Ke depan, AALI diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya dengan terus berinovasi dan mengoptimalkan strategi bisnisnya di tengah tantangan dan peluang yang ada di industri kelapa sawit.