BMKG Kotim Prediksi Musim Kemarau 2025 Tiba Pertengahan Juni: Lebih Singkat, Namun Risiko Karhutla Tetap Tinggi
BMKG Kotim memprediksi musim kemarau 2025 di wilayah setempat akan dimulai pertengahan Juni, lebih singkat dari tahun sebelumnya, namun tetap berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, memprediksikan musim kemarau 2025 akan tiba lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Berdasarkan informasi dari Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, musim kemarau diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Juni mendatang.
Kepala BMKG Kotim, Mulyono Leo Nardo, menjelaskan bahwa musim kemarau akan terjadi secara bertahap. Wilayah selatan Kotim akan memasuki musim kemarau pada dasarian II Juni, disusul wilayah tengah pada dasarian III Juni, dan wilayah utara pada dasarian I Juli. Dasarian, sebagai satuan waktu sepuluh hari, menjadi acuan penting dalam pengamatan meteorologi ini.
Meskipun diprediksi lebih singkat dibandingkan tahun 2024, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap menjadi perhatian utama. "Musim kemarau tahun ini lebih pendek dibandingkan 2024 lalu. Walaupun pendek potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan tetap ada," tegas Mulyono.
Musim Kemarau 2025: Lebih Singkat, Lebih Kering
BMKG memprediksi musim kemarau 2025 di Kotim akan berlangsung dalam kondisi normal atau netral. Namun, kondisi netral ini tetap berpotensi menimbulkan tingkat kekeringan yang lebih tinggi dibandingkan musim kemarau sebelumnya. Perbedaan ini disebabkan oleh absennya fenomena La Nina, yang pada tahun 2024 lalu meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah.
Tahun ini, kondisi tersebut tidak terjadi. Tidak ada pengaruh signifikan dari fenomena La Nina maupun El Nino. "Sementara musim kemarau 2025 dalam kondisi normal tanpa ada fenomena yang mempengaruhi, baik itu La Nina maupun El Nino," jelas Mulyono. Namun, penting diingat bahwa prakiraan ini bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai kondisi alam.
Mulyono menambahkan bahwa saat ini wilayah Kotim masih berada dalam musim hujan dan akan memasuki musim pancaroba atau masa transisi antara musim hujan dan kemarau pada bulan Mei mendatang. Perubahan cuaca ini perlu diwaspadai oleh masyarakat.
Antisipasi Karhutla Tetap Dipersiapkan
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, menyatakan kesiapsiagaan BPBD dalam menghadapi potensi karhutla. Meskipun musim kemarau diprediksi lebih singkat, BPBD tetap melakukan persiapan secara 3P (Peralatan, Personel, dan Pembiayaan).
"Kami tetap melakukan antisipasi, apalagi berdasarkan informasi dari BMKG bahwa musim kemarau tahun ini cenderung lebih kering yang artinya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan lebih tinggi," ujar Multazam. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman karhutla, meskipun musim kemarau diprediksi lebih singkat.
Persiapan matang dan antisipasi dini menjadi kunci dalam meminimalisir dampak negatif dari musim kemarau. Koordinasi antara BMKG dan BPBD sangat penting dalam memberikan informasi akurat dan tepat waktu kepada masyarakat.
Informasi prakiraan cuaca dari BMKG ini diharapkan dapat membantu masyarakat Kotim untuk mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mencegah karhutla juga sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan.