BNPB Integrasikan Materi Kebencanaan ke Kurikulum Sekolah Secara Bertahap
BNPB secara bertahap mengintegrasikan materi kesiapsiagaan bencana ke kurikulum pendidikan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan menghadapi bencana alam.

Padang, 7 Mei 2024 - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara bertahap mengintegrasikan materi kesiapsiagaan bencana ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan siswa dalam menghadapi berbagai bencana alam.
Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menyatakan bahwa materi mitigasi kebencanaan telah dimasukkan ke sekolah-sekolah. "Materi tentang mitigasi kebencanaan ini sudah kita masukkan secara bertahap ke sekolah-sekolah," kata Suharyanto di Padang, Rabu.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berperan aktif dalam proses ini, bekerjasama dengan BNPB untuk memastikan materi tersebut disampaikan dengan efektif kepada para siswa. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi potensi bencana yang sering terjadi di Indonesia.
Implementasi Kurikulum Kebencanaan di Sekolah
BNPB setiap tahunnya menyusun dan mengirimkan kurikulum kebencanaan kepada Kemendikdasmen. Kurikulum ini kemudian diajarkan oleh para guru kepada siswa. Materi yang diajarkan mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman jenis bencana hingga langkah-langkah penyelamatan diri.
Suharyanto menjelaskan bahwa edukasi yang diberikan kepada anak didik difokuskan pada hal-hal sederhana namun krusial. "Sebagai contoh langkah-langkah yang dilakukan ketika terjadi gempa bumi. Apabila seseorang sedang berada di dalam ruangan maka harus segera keluar ruangan. Kemudian jika berada di pinggir bukit maka harus menghindarinya karena ada potensi terjadinya longsor," jelasnya.
Edukasi ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi bencana. Dengan memahami langkah-langkah penyelamatan diri, diharapkan siswa dapat mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material saat terjadi bencana.
Lebih lanjut, Suharyanto menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan. "Hal-hal seperti ini terus kita ajarkan kepada anak didik agar mereka paham langkah yang mesti dilakukan jika terjadi bencana alam," ucap Suharyanto.
Dukungan Pemerintah Daerah
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengungkapkan bahwa materi kebencanaan telah diimplementasikan di Sumatera Barat secara bertahap. Meskipun belum merata di semua sekolah, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memaksimalkan program ini.
Mahyeldi memberikan contoh penerapan program tersebut. "Misalnya, secara berkala anak didik kita latih bagaimana menyikapi jika terjadi bencana seperti gempa bumi," kata gubernur.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyadari perlunya peningkatan dan penambahan materi kebencanaan, termasuk simulasi bencana. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan siswa dalam menghadapi berbagai skenario bencana.
Meskipun telah ada upaya yang dilakukan, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota masih perlu meningkatkan dan menambah materi kebencanaan, termasuk praktik berupa simulasi dalam menghadapi bencana alam. Hal ini untuk memastikan semua siswa memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai.
Integrasi materi kebencanaan ke dalam kurikulum sekolah merupakan langkah strategis dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Dengan memberikan edukasi sejak dini, diharapkan generasi muda dapat lebih siap menghadapi dan mengurangi dampak buruk dari bencana alam.