China Kecam Penjualan F-35 AS ke India: Asia-Pasifik Bukan Medan Permainan Geopolitik
China mengecam penjualan jet tempur F-35 AS ke India, menekankan bahwa kawasan Asia Pasifik harus menjadi wilayah perdamaian dan pembangunan, bukan medan pertarungan geopolitik, sekaligus menyoroti meningkatnya kerja sama pertahanan antara AS dan India.

Ketegangan geopolitik di kawasan Asia Pasifik meningkat setelah Amerika Serikat (AS) menyepakati penjualan jet tempur F-35 kepada India. Langkah ini langsung direspon oleh China yang menyatakan keprihatinannya. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat, 14 Februari 2024.
Reaksi China atas Kesepakatan AS-India
Guo Jiakun dengan tegas menyatakan bahwa Asia Pasifik bukanlah arena permainan geopolitik. Menurutnya, kawasan ini seharusnya menjadi contoh nyata perdamaian dan pembangunan, bukan medan pertarungan kekuatan-kekuatan besar. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas kesepakatan penjualan F-35 yang diumumkan setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
China menekankan bahwa negaranya tidak menciptakan masalah dalam hubungan antar negara, dan tidak berupaya untuk memicu politik blok dan konfrontasi. Mereka melihat upaya pembentukan kelompok eksklusif dan politik blok sebagai tindakan yang kontraproduktif terhadap perdamaian dan stabilitas regional, bahkan global. "Bersatu untuk membentuk kelompok eksklusif dan terlibat dalam politik blok dan konfrontasi tidak akan menciptakan keamanan, dan sama sekali tidak akan memelihara perdamaian dan stabilitas Asia-Pasifik dan seluruh dunia," tegas Guo Jiakun.
Kerja Sama Pertahanan AS-India yang Meningkat
Kesepakatan penjualan F-35 menandai babak baru dalam hubungan pertahanan AS-India. Presiden Trump mengumumkan peningkatan penjualan peralatan militer AS ke India mulai tahun 2025, dengan F-35 sebagai salah satu komoditas utama. Penjualan ini dilakukan melalui mekanisme antar pemerintah, dengan Pentagon sebagai perantara antara kontraktor pertahanan AS dan pemerintah India.
Hubungan pertahanan AS-India memang semakin erat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2008, India telah membeli produk pertahanan AS senilai lebih dari 20 miliar dolar AS. Tahun lalu, pembelian 31 pesawat nirawak MQ-9B SeaGuardian dan SkyGuardian semakin memperkuat kemitraan tersebut. Hal ini juga menunjukkan peran penting Dialog Keamanan Quadrilateral (Quad) yang melibatkan AS, India, Australia, dan Jepang dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Pergeseran Pasokan Senjata India
Selama beberapa dekade, Rusia menjadi pemasok senjata utama India. Namun, perang di Ukraina telah menghambat kemampuan Rusia untuk mengekspor senjata, mendorong India untuk mencari alternatif, termasuk AS. Jet tempur Rusia masih menjadi bagian dari armada militer India, tetapi kesepakatan dengan AS menunjukkan pergeseran signifikan dalam strategi pertahanan India.
Selain kesepakatan pertahanan, Trump juga menyebutkan peningkatan impor minyak dan gas India dari AS untuk mengurangi defisit perdagangan kedua negara. Kolaborasi dalam menghadapi ancaman terorisme juga menjadi poin penting dalam pertemuan tersebut. Kesepakatan-kesepakatan ini menunjukkan semakin kuatnya hubungan bilateral AS-India di berbagai sektor, termasuk ekonomi dan keamanan.
Implikasi Geopolitik
Penjualan F-35 ke India memiliki implikasi geopolitik yang signifikan, terutama bagi China. Kesepakatan ini memperkuat posisi AS di kawasan Indo-Pasifik dan dapat dianggap sebagai upaya untuk menyeimbangi pengaruh China yang terus meningkat. China melihat hal ini sebagai ancaman terhadap kepentingan strategisnya di kawasan tersebut.
Ke depan, dinamika geopolitik di Asia Pasifik kemungkinan akan semakin kompleks. Persaingan antara AS dan China akan terus berlanjut, dan India akan memainkan peran penting dalam menentukan keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut. Langkah-langkah diplomasi dan komunikasi yang efektif akan sangat penting untuk mencegah eskalasi konflik dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional.