Danantara: Tonggak Baru Modernisasi Pengelolaan BUMN Indonesia?
Wakil Sekjen Hipmi, Anthony Leong, optimistis Danantara, lembaga pengelola investasi baru, akan memodernisasi pengelolaan BUMN Indonesia dengan mengadopsi praktik terbaik global dan investasi besar-besaran di sektor strategis.

Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan secara resmi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari 2024. Lembaga ini diproyeksikan menjadi tonggak baru dalam memodernisasi pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Wasekjen BPP Hipmi), Anthony Leong. Peluncuran ini diharapkan akan membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan aset negara dan menarik investasi global.
Anthony Leong menilai bahwa dukungan dari Presiden dan minat investor global menjadi kunci keberhasilan Danantara. Ia melihat pembentukan Danantara sebagai komitmen pemerintah untuk mereformasi dan meningkatkan kinerja BUMN melalui penerapan manajemen modern, mencontoh kesuksesan Temasek (Singapura), Khazanah (Malaysia), dan SASAC (China) dalam pengelolaan BUMN mereka.
Dengan pengelolaan aset senilai 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp14.715 triliun, Danantara diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Anthony juga menyatakan dukungannya terhadap pilihan Presiden Prabowo Subianto dalam menentukan CEO dan jajaran eksekutif Danantara, yakin bahwa mereka merupakan sosok yang kredibel, berpengalaman, dan kompeten.
Modernisasi Pengelolaan BUMN ala Danantara
Keberhasilan Danantara, menurut Anthony, akan sangat bergantung pada beberapa faktor kunci. Inovasi dalam sistem pengelolaan, adopsi teknologi mutakhir, dan penerapan best practice global akan menjadi nilai tambah yang signifikan. Tidak hanya itu, SDM profesional, baik di tingkat manajemen puncak maupun operasional, menjadi krusial. Mereka harus memiliki kompetensi teknis, integritas tinggi, dan visi strategis yang jelas.
Anthony mencontohkan keberhasilan Temasek di Singapura sebagai bukti nyata sinergi antara kepemimpinan visioner dan pengelolaan profesional. Ia menekankan pentingnya pengelolaan SDM yang profesional di semua tingkatan, bukan hanya di level atas. Hal ini penting untuk memastikan kinerja optimal dan dampak positif jangka panjang.
Lebih lanjut, Anthony menjelaskan bahwa Danantara akan fokus pada proyek-proyek strategis, termasuk pengembangan energi hijau (60-70 gigawatt), genome sequencing, dan artificial intelligence (AI). Konsolidasi investasi diharapkan dapat menjadi game changer dalam pengelolaan aset negara dan membuka peluang kerja sama strategis internasional.
Investasi Strategis dan Harapan untuk Masa Depan
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyatakan rencana peluncuran Danantara dalam pidato politiknya di HUT Ke-17 Partai Gerindra. Ia menyebut Danantara sebagai Dana Investasi Indonesia yang akan mengelola aset dengan skala besar, mirip dengan model holding Temasek di Singapura. Dengan sumber daya yang melimpah, Danantara diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan daya saing negara di kancah internasional.
Secara keseluruhan, peluncuran Danantara menandai langkah signifikan pemerintah dalam memodernisasi pengelolaan BUMN. Keberhasilannya akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk penerapan manajemen modern, penggunaan teknologi terkini, dan terpenting, SDM yang profesional dan berintegritas. Harapannya, Danantara dapat menjadi game changer yang membawa Indonesia ke era baru pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
"Dengan dukungan dari pimpinan tertinggi dan minat kuat dari investor global, Danantara akan menjadi tonggak baru bagi modernisasi pengelolaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia," kata Anthony dalam keterangannya. Ia juga menambahkan, "Harapannya dengan konsolidasi ini bisa hadirkan investasi yang berkelanjutan sehingga menjadi game changer dalam pengelolaan aset negara, sekaligus membuka peluang kerjasama strategis internasional."