Dua Warga Badui Meninggal karena Keterlambatan Penanganan Medis
Dua warga Badui di Lebak, Banten, meninggal dunia karena keterlambatan akses dan penanganan medis, mengungkapkan permasalahan kesehatan yang serius di wilayah tersebut.

Lebak, 5 April 2024 (ANTARA) - Kabar duka datang dari masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dua warga Badui, Nani (19) dan Elis (19), meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan medis. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (3/4) untuk Nani dan Jumat (4/4) untuk Elis, mengungkap tantangan akses kesehatan di wilayah pedalaman tersebut.
Nani, warga Kampung Pamoean, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit di Rangkasbitung setelah mengalami komplikasi persalinan berupa ari-ari yang tidak keluar. Meskipun tim Sahabat Relawan Indonesia (SRI) telah siap membawanya, nyawa Nani tidak tertolong.
Sementara itu, Elis, warga Badui Dalam di Kampung Cikeusik, meninggal dunia karena penyakit Tuberkulosis (TBC). Elis diketahui telah didiagnosis menderita TBC selama enam bulan terakhir, namun tidak mendapatkan perawatan medis secara rutin.
Keterlambatan Akses Kesehatan di Permukiman Badui
Ketua Koordinator SRI, Muhammad Arif Kirdiat, menyatakan bahwa kedua kematian tersebut disebabkan oleh keterlambatan penanganan medis. Pernyataan ini menyoroti permasalahan akses kesehatan yang masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Badui yang tinggal di wilayah terpencil.
Selama ini, beberapa penyakit menonjol di permukiman Badui, antara lain TBC, gigitan ular berbisa, penyakit kulit, serta kematian ibu dan anak. Kondisi geografis yang sulit dijangkau dan keterbatasan infrastruktur menjadi faktor penghambat akses layanan kesehatan yang memadai.
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan rutin juga menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian. Kasus Elis yang meninggal karena TBC, padahal sudah terdiagnosis, menunjukkan betapa pentingnya edukasi dan akses layanan kesehatan yang berkelanjutan.
Upaya Sahabat Relawan Indonesia (SRI)
Sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Badui, SRI telah mendirikan klinik kesehatan di empat titik di perbatasan permukiman Badui. Klinik ini menyediakan layanan kesehatan dasar hingga rujukan ke rumah sakit secara gratis.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat keterlambatan penanganan medis. Namun, upaya ini perlu didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, untuk memastikan keberlanjutan program dan peningkatan akses kesehatan yang lebih merata bagi seluruh masyarakat Badui.
Selain itu, edukasi kesehatan kepada masyarakat Badui juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan pengobatan dini berbagai penyakit. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Meningkatkan Akses Kesehatan di Wilayah Terpencil
Kejadian meninggalnya dua warga Badui ini menjadi pengingat pentingnya meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di wilayah terpencil, khususnya bagi kelompok masyarakat yang rentan seperti masyarakat Badui. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini.
Peningkatan infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga kesehatan, dan edukasi kesehatan merupakan beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan masyarakat Badui mendapatkan akses kesehatan yang layak dan memadai. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi angka kematian akibat keterlambatan penanganan medis.
Ke depan, diharapkan akan ada peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan di daerah terpencil, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Perlu adanya komitmen bersama untuk memastikan setiap warga negara Indonesia mendapatkan hak atas kesehatan yang layak.