Gubernur Kalsel Dorong Peningkatan Produksi Ikan Haruan untuk Albumin
Gubernur Kalimantan Selatan meminta peningkatan produksi ikan haruan guna memenuhi kebutuhan albumin yang tinggi dan mengembangkan potensi ekonomi daerah.

Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhidin, pada Minggu (4/5) di Kabupaten Banjar, menyerukan peningkatan produksi ikan haruan atau gabus. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan albumin yang terus meningkat di wilayah tersebut. Permintaan ini disampaikan langsung kepada Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, yang saat ini masih memproduksi ikan haruan dalam jumlah terbatas.
Saat ini, produksi ikan haruan di Kalsel masih jauh dari mencukupi. BPBAT Mandiangin hanya mampu memproduksi sekitar 600 ribu ekor per tahun, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel sekitar 20 ribu ekor, dan Universitas Lambung Mangkurat sekitar 100 ribu ekor. Gubernur Muhidin menekankan perlunya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memaksimalkan potensi ekonomi dari ikan haruan. "Jumlah itu tidak mencukupi kebutuhan di Kalsel, karena kebutuhannya cukup banyak, jadi kita berupaya produksi ikan haruan lebih banyak lagi, selain dari alam. Kalau (haruan) sudah berlimpah nantinya bisa manfaat produksi albumin," kata Muhidin.
Kunjungan Gubernur Muhidin ke BPBAT Mandiangin bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalsel bertujuan untuk meninjau langsung proses budidaya ikan haruan dan produksi albumin. Albumin, protein penting bagi kesehatan tubuh, memiliki potensi pasar yang besar. Gubernur menyaksikan langsung proses produksi bibit ikan haruan dan pembuatan albumin, termasuk variasi rasa yang telah dikembangkan, seperti rasa lemon dan leci.
Meningkatkan Produksi Ikan Haruan dan Albumin
Gubernur Muhidin mengungkapkan bahwa 10 kilogram ikan haruan dapat menghasilkan 10 liter atau 50 botol albumin. Ia menekankan pentingnya pengujian lebih lanjut untuk memastikan kualitas dan manfaat albumin bagi kesehatan masyarakat. "Kami sudah beberapa kali mencoba rasa albumin itu amis, tapi albumin di BPBAT Mandiangin ada rasa lemon, leci dan original, ini luar biasa tapi ini harus diuji dulu supaya kita bisa menjelaskan manfaat kepada masyarakat," ucap Muhidin.
Selain peningkatan produksi ikan haruan, Gubernur juga berharap BPBAT Mandiangin dapat meningkatkan produksi albumin. Potensi pasar yang besar terkendala oleh keterbatasan bahan baku. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalsel, Rusdi Hartono, menambahkan bahwa kebutuhan ikan haruan di Kalsel mencapai 14 ribu ton per tahun, sementara produksi pembibitan baru mencapai 10 ribu ton per tahun.
DKP Provinsi Kalsel telah menyusun strategi untuk meningkatkan produksi ikan haruan, mulai dari pembenihan hingga pembesaran melalui program Haruan Estate di UPT Balai Perikanan Budidaya di Bincau, Kabupaten Banjar. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. "Kita fokus meningkatkan produksi ikan haruan karena permintaan pasar cukup tinggi," tutur Rusdi.
Pelaksana Tugas Kepala BPBAT Mandiangin, Syamsul Bahri, menyatakan kesiapannya untuk mendukung program Gubernur Kalsel. BPBAT Mandiangin akan fokus pada pengembangan dan peningkatan produksi ekstrak albumin dari ikan haruan. Namun, mereka masih dalam tahap uji coba dan belum memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Kami masih proses uji coba dan belum memiliki izin dari BBPOM, BPBAT siap mengikuti arahan Gubernur untuk segera melakukan uji laboratorium kualitas agar produk ini layak diperjualbelikan di pasaran," ucap Syamsul Bahri.
Peningkatan produksi ikan haruan dan albumin tidak hanya akan memenuhi kebutuhan masyarakat Kalsel akan protein berkualitas tinggi, tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian daerah melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor perikanan. Upaya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan BPBAT Mandiangin menjadi kunci keberhasilan program ini.