Harga Bahan Pokok di Papua Tetap Stabil, Namun Daya Beli Masyarakat Menurun
Ketua Aprindo Papua memastikan harga bahan pokok masih stabil dan persediaan cukup, meskipun daya beli masyarakat mengalami penurunan.

Jayapura, 7 April 2024 - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Papua, Haris Manuputty, memberikan kabar positif terkait harga bahan pokok di wilayah tersebut. Hingga saat ini, berbagai jenis bahan pokok di Papua dilaporkan masih stabil dan persediaannya cukup memadai. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Haris Manuputty di Jayapura pada Senin lalu, sekaligus menepis kekhawatiran akan potensi kenaikan harga.
"Masyarakat diharapkan tidak perlu takut dan memborong berbagai jenis bahan pokok karena persediaan cukup banyak dan harganya stabil," tegas Haris Manuputty, yang juga menjabat sebagai GM Saga Abepura. Pernyataan ini bertujuan untuk menenangkan masyarakat Papua dan mencegah aksi panic buying yang tidak perlu.
Meskipun demikian, di balik kestabilan harga, terdapat tantangan lain yang perlu diperhatikan. Ketua Aprindo Papua juga melaporkan adanya penurunan daya beli masyarakat. Kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama, mengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi dan daya beli masyarakat Papua.
Stabilitas Harga dan Penurunan Daya Beli
Haris Manuputty menjelaskan lebih lanjut mengenai situasi terkini. Ia menekankan bahwa meskipun harga bahan pokok tetap stabil, namun penurunan daya beli masyarakat menjadi indikator penting yang perlu diwaspadai. "Saat ini terjadi penurunan daya beli masyarakat, walaupun harga berbagai jenis kebutuhan tidak mengalami kenaikan," jelasnya. Kondisi ini tentu saja memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami penyebab dan mencari solusi yang tepat.
Penurunan daya beli ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi global, inflasi, atau bahkan faktor-faktor lokal lainnya. Pemerintah dan pihak terkait perlu melakukan kajian mendalam untuk mengidentifikasi faktor penyebab dan merumuskan strategi penanganannya. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi di Papua.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan ekonomi. Pemantauan harga dan daya beli secara berkala sangat penting untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Persediaan Beras Bulog Mencukupi
Sementara itu, Kepala Divisi Regional (Kadivreg) Bulog Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari, memberikan informasi terkait ketersediaan beras. Pihaknya menguasai 31.270 ton beras yang tersebar di enam provinsi di Tanah Papua. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan selama lima bulan ke depan.
"Persediaan itu dapat mencukupi lima bulan ke depan. Bulog Papua dan Papua Barat membawahi enam provinsi termasuk empat provinsi baru yaitu Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan dan Papua Barat Daya," ungkap Ahmad Mustari. Pernyataan ini memberikan jaminan akan ketersediaan beras dan mengurangi kekhawatiran akan potensi kelangkaan.
Ketersediaan beras yang cukup memadai ini menjadi penyangga penting bagi stabilitas harga dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Namun, penting juga untuk terus memantau dan memastikan distribusi beras berjalan lancar dan merata ke seluruh wilayah Papua.
Keberadaan Bulog sebagai penyangga ketersediaan pangan menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok. Koordinasi yang baik antara Bulog, Aprindo, dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memastikan distribusi dan keterjangkauan pangan bagi seluruh masyarakat Papua.
Kesimpulannya, meskipun harga bahan pokok di Papua saat ini masih stabil dan persediaan tercukupi, penurunan daya beli masyarakat menjadi perhatian serius. Kolaborasi dan langkah-langkah strategis dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan kesejahteraan masyarakat Papua tetap terjaga.