Indonesia Bidik Potensi Ekonomi 87 Persen Perdagangan Global di Luar AS
Menko Airlangga Hartarto ungkap potensi ekonomi besar dari diversifikasi perdagangan global di luar AS, mencapai 87 persen, dan strategi Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Jakarta, 7 Mei 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan potensi ekonomi yang signifikan dari diversifikasi mitra dagang. Hal ini didorong oleh fakta bahwa 87 persen perdagangan global berlangsung di luar Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Rabu lalu, sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi global dan dampaknya terhadap Indonesia.
Airlangga menekankan urgensi untuk memperluas pasar ekspor Indonesia. "Target kami memang memperluas pasar. Jadi, kalau kami melihat episentrumnya di Amerika untuk ketidakpastian dan gejolak ini, maka kami mencari daerah lain yang bisa dimasuki (oleh produk-produk Indonesia)," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan mencari alternatif pasar yang lebih stabil.
Pemerintah Indonesia menyadari tantangan persaingan global dan penurunan jumlah perdagangan akibat ketidakpastian kebijakan AS serta perang dagang AS-China. Oleh karena itu, Indonesia berupaya memanfaatkan berbagai forum kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan tersebut. Strategi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global.
Memanfaatkan Kerja Sama Internasional dan Deregulasi
Indonesia aktif memanfaatkan potensi pasar dan investasi dari berbagai forum kerja sama internasional, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Keikutsertaan dalam perjanjian-perjanjian ini diharapkan dapat membuka akses pasar baru dan meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga mempersiapkan paket deregulasi kebijakan untuk mempermudah perizinan berusaha dan menarik investor. Strategi ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan meningkatkan daya tarik Indonesia bagi investor asing. Pemerintah juga menyiapkan strategi antidumping dengan memperhatikan safeguard dan daya saing industri dalam negeri.
Meskipun fokus pada diversifikasi pasar, Indonesia tetap berupaya menyelesaikan negosiasi penurunan tarif impor dengan AS dalam waktu 60 hari. Pertemuan-pertemuan telah dilakukan dengan berbagai pihak di AS, termasuk United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan lainnya. Pembahasan difokuskan pada tarif resiprokal untuk menurunkan tarif impor.
Ketahanan Ekonomi Indonesia
Airlangga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang solid dengan pertumbuhan 4,87 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025. Pencapaian ini melampaui negara-negara ASEAN lainnya (kecuali Vietnam) dan negara-negara G20 (kecuali China). "Jadi, kita menunjukkan bahwa di dalam situasi ketidakpastian, ekonomi Indonesia menunjukkan resiliensi, mempunyai daya tahan yang cukup tinggi," katanya.
Pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga (4,89 persen), yang berkontribusi 54,5 persen terhadap PDB. Sektor industri juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan Industri Makanan dan Minuman tumbuh 6,04 persen dan Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki tumbuh 6,95 persen.
Dari sisi produksi, sektor pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi (10,52 persen), diikuti sektor jasa lainnya (9,84 persen), dan jasa perusahaan (9,27 persen). Pemerintah juga berhasil menciptakan 594.104 lapangan kerja baru pada kuartal I 2025, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).
Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan penciptaan lapangan kerja yang signifikan, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Strategi diversifikasi pasar dan deregulasi diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.