Investor Baru Ramaikan Industri Migas Indonesia di IPA 2025
Enquest (Inggris), Posco (Korea Selatan), dan SK Earthon siap tanda tangani kontrak di IPA 2025, menambah optimisme pertumbuhan industri hulu migas Indonesia.

Sektor hulu migas Indonesia bersiap menyambut investor baru. Enquest dari Inggris, Posco dari Korea Selatan, dan SK Earthon akan menandatangani kontrak bagi hasil (Production Cost Sharing/PSC) pada Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition (Convex) 2025. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Prospektivitas Migas & Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Asnidar, di Jakarta, Kamis (24/4).
Penandatanganan kontrak ini menandai langkah signifikan dalam upaya meningkatkan produksi migas domestik. Kehadiran investor baru ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi 128 cekungan migas di Indonesia, yang mana saat ini baru 37 persennya yang telah dieksplorasi. Asnidar optimistis bahwa investor-investor baru ini akan berkontribusi besar dalam memajukan industri migas Indonesia di kancah global.
Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Asnidar, "Wajah-wajah baru, seperti Enquest, perusahaan dari Inggris, saat ini sudah memenangkan 2 WK baru. Insyaallah Mei nanti akan tandatangani PSC. Selain Enquest, Posco juga akan menambah wilayah kerja migas pada tahun ini, setelah tahun lalu menandatangani kontrak. SK Earthon juga akan bermitra dengan perusahaan lain untuk menggarap WK di Indonesia. Insyaallah akan tanda tangan WK juga di Mei 2025 ini."
Investor Baru Berpotensi Genjot Produksi Migas
Kehadiran Enquest, Posco, dan SK Earthon merupakan bagian dari 40 investor baru yang tertarik berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap potensi migas Indonesia. Asnidar berharap, penambahan investor ini dapat mendorong eksplorasi di lebih dari 50 persen cekungan migas yang belum tersentuh. Dengan demikian, Indonesia dapat meningkatkan produksi migas dan memperkuat posisinya di pasar global.
Selain menarik investor baru, SKK Migas juga fokus mempertahankan investor yang sudah ada. Lima perusahaan besar menjadi perhatian khusus, yaitu Petronas, Pertamina, BP, Exxon, dan Eni. Keberadaan investor-investor besar ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan industri hulu migas Indonesia.
Asnidar menambahkan, "Indonesia yang selama ini disampaikan sunset (migas) dan lain-lain, dengan adanya momentum ini, kami ingin masuk lagi ke peta migas global. Inilah momentum yang ingin kami kejar." Optimisme ini didorong oleh potensi besar yang dimiliki Indonesia, dengan 128 cekungan migas yang masih menyimpan potensi besar yang belum tergali.
Potensi Besar Cekungan Migas Indonesia
Saat ini, baru 20 cekungan yang berproduksi dan 27 cekungan dalam tahap discovery. Artinya, masih ada potensi besar yang belum termanfaatkan. Asnidar menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk menggenjot eksplorasi dan produksi migas. Dengan dukungan investor baru dan kerja sama yang baik dengan investor yang sudah ada, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya di pasar migas global.
Kira-kira terdapat 5 WK yang akan ditandatangani dalam IPA Convex 2025. Penandatanganan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan membuka lapangan kerja baru. SKK Migas akan terus berupaya menarik investasi dan menjaga iklim investasi yang kondusif di sektor hulu migas.
Kehadiran investor baru ini menjadi angin segar bagi industri hulu migas Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama yang baik antara SKK Migas dan para investor, Indonesia berpotensi untuk kembali masuk ke peta migas global dan meningkatkan produksi migas nasional.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor energi nasional dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia secara optimal. Ke depan, diharapkan akan lebih banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia.
Kesimpulan
Dengan adanya investor baru yang akan menandatangani kontrak di IPA 2025, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi migas dan memperkuat posisinya di pasar global. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap potensi migas Indonesia dan menjadi momentum untuk menggenjot eksplorasi di cekungan-cekungan migas yang belum tergali.