Kemenag Pastikan Bus Shalawat Haji 2025 Bebas Pungli, Jamaah Diminta Tak Beri Tip
Kementerian Agama memastikan layanan bus shalawat untuk jamaah haji 2025 di Arab Saudi bebas pungutan liar, sehingga jamaah tidak perlu memberikan tip tambahan kepada petugas.

Kementerian Agama (Kemenag) memberikan kepastian bahwa layanan transportasi bus shalawat bagi jamaah haji 2025 di Arab Saudi akan bebas dari pungutan liar (pungli). Hal ini disampaikan menyusul persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. Jamaah haji diimbau untuk tidak memberikan uang tambahan atau tip kepada para petugas bus shalawat.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Transportasi pada PPIH Arab Saudi, Mujib Roni, dalam keterangan resmi di Jakarta pada Minggu lalu. Ia menekankan bahwa layanan bus shalawat telah termasuk dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), sehingga para sopir telah dibayar sepenuhnya.
'Para sopir sudah dibayar sehingga jamaah tidak perlu memberikan baksyis -tip-, apalagi pungutan liar,' tegas Mujib Roni. Pernyataan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi jamaah haji Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Layanan Bus Shalawat Ramah Lansia dan Disabilitas
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah mempersiapkan layanan bus shalawat yang beroperasi 24 jam untuk mengantar jamaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Muchlis M Hanafi, menekankan bahwa layanan ini dirancang inklusif, dengan prioritas utama pada jamaah lansia dan berkebutuhan khusus.
'Kita siapkan layanan inklusi, dengan menghadirkan bus shalawat yang ramah dengan jamaah lansia dan berkebutuhan khusus,' jelas Muchlis. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan haji yang optimal dan memperhatikan kebutuhan semua jamaah.
Lebih lanjut, Muchlis menjelaskan bahwa setidaknya ada 32 bus shalawat yang telah disiapkan dengan spesifikasi khusus. Bus-bus tersebut didesain ramah bagi pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas. Fitur unggulannya adalah low deck (lantai rendah) dan tempat khusus untuk menyimpan kursi roda di dalam bus.
Sebagai tambahan keamanan dan pengawasan, seluruh armada bus shalawat telah dilengkapi dengan GPS dan CCTV yang dapat diakses oleh petugas PPIH. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jamaah selama menggunakan layanan transportasi tersebut.
Terminal Bus Shalawat dan Kerjasama dengan Perusahaan Otobus
Untuk memudahkan akses, PPIH telah menetapkan beberapa terminal bus shalawat berdasarkan lokasi hotel jamaah. Jamaah haji Indonesia yang tinggal di wilayah Syisah dan Raudhah (Makkah) akan menggunakan terminal Syib Amir, sedangkan jamaah di wilayah Jarwal akan menggunakan terminal Jabal Ka'bah. Sementara itu, jamaah yang tinggal di wilayah Misfalah akan menggunakan terminal Ajyad.
Dalam penyediaan layanan bus shalawat ini, PPIH bekerja sama dengan lima perusahaan otobus terkemuka di Arab Saudi. Kelima perusahaan tersebut adalah Abu Sarhad, Dallah, Durrat Al Munawwara, Mawakeb Al Khair, dan Rawahel Al Mashaer. Kerjasama ini diharapkan dapat memastikan kualitas dan kelancaran layanan transportasi bagi seluruh jamaah haji Indonesia.
Dengan adanya jaminan bebas pungli dan layanan yang ramah bagi semua kalangan, diharapkan jamaah haji Indonesia dapat lebih fokus menjalankan ibadah tanpa perlu khawatir akan permasalahan transportasi. Kemenag terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah haji.