Kemenperin Luncurkan 5 Strategi Jitu Dongkrak Kinerja Industri Furnitur Nasional
Lima strategi jitu diterapkan Kemenperin untuk meningkatkan kinerja industri furnitur dalam negeri, meliputi peningkatan bahan baku, SDM, pasar, produktivitas, dan iklim usaha, demi mendongkrak PDB dan ekspor.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pertumbuhan industri furnitur nasional. Hal ini dilakukan melalui lima strategi utama yang dirancang untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan memperkuat daya saing ekspor. Strategi ini diumumkan pada Kamis, 20 Februari 2025 di Jakarta oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
Kelima strategi tersebut mencakup peningkatan akses bahan baku, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil, perluasan pasar dan penguatan riset pasar, peningkatan produktivitas dan kualitas produk, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan investasi. Putu Juli Ardika menjelaskan secara detail bagaimana setiap strategi ini akan dijalankan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan industri furnitur sebesar 2,07 persen pada tahun 2024 dan peningkatan nilai ekspor sebesar 0,7 persen (menjadi 1,47 miliar dolar AS) pada periode Januari-November 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi bukti awal keberhasilan langkah-langkah yang telah diambil. Namun, Kemenperin menyadari bahwa masih banyak potensi yang perlu digali lebih dalam untuk mencapai kemajuan yang lebih signifikan.
Penguatan Rantai Pasok dan SDM Unggul
Salah satu fokus utama Kemenperin adalah memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup dan terjamin. Kemenperin akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memperlancar rantai pasok bahan baku furnitur. Hal ini termasuk fasilitasi pusat logistik bahan baku industri furnitur agar lebih efisien dan terintegrasi.
Untuk menciptakan SDM yang terampil dan kompetitif, Kemenperin telah mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal. Politeknik ini menawarkan tiga program studi unggulan, yaitu Teknik Produksi Furnitur, Desain Furnitur, dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur. Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan mampu bersaing di pasar internasional.
Dengan tersedianya bahan baku yang memadai dan SDM yang berkualitas, industri furnitur nasional diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saingnya.
Ekspansi Pasar dan Inovasi Produk
Kemenperin juga gencar memfasilitasi partisipasi pelaku industri furnitur dalam pameran internasional. Sebagai contoh, pada tahun 2024, enam perusahaan furnitur telah berpartisipasi dalam pameran Index Plus New Delhi di India. Partisipasi dalam pameran internasional ini bertujuan untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan visibilitas produk furnitur Indonesia di kancah global.
Selain itu, peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk menjadi prioritas. Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu yang telah berjalan sejak 2022 telah membantu 33 perusahaan dengan total reimburse sebesar Rp20,6 miliar. Program ini bertujuan untuk memodernisasi peralatan produksi dan meningkatkan efisiensi.
Kemenperin juga mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk meningkatkan kualitas produk furnitur Indonesia dan menjalankan program pengembangan konsep desain furnitur melalui workshop kolaborasi antara desainer dan pelaku industri.
Iklim Usaha Kondusif dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah memberikan berbagai insentif untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri furnitur. Insentif tersebut antara lain berupa tax allowance, tax holiday, super deduction tax, preferensi tarif, ketentuan Lartas, serta kemudahan prosedur ekspor produk jadi dan impor bahan baku atau bahan penolong.
Putu Juli Ardika menekankan pentingnya keseimbangan antara pasar ekspor dan pasar domestik. Ia berharap agar pelaku industri furnitur terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi sehingga produk berkualitas dapat dinikmati oleh konsumen dalam negeri dengan harga yang kompetitif. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Dengan strategi terintegrasi yang komprehensif ini, Kemenperin optimistis industri furnitur Indonesia akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.