Museum NTB Gelar Lomba Cerdas Cermat dan Arkeolog Cilik: Bangkitkan Kecintaan Sejarah Lokal
Museum Negeri NTB menggelar lomba cerdas cermat dan arkeolog cilik untuk meningkatkan pengetahuan sejarah dan budaya lokal di kalangan generasi muda.

Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menggelar lomba cerdas cermat dan arkeolog cilik. Ajang tahunan ini bertujuan mulia: menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap sejarah, budaya, dan warisan lokal NTB. Lomba diikuti 54 peserta SMP dari sembilan kabupaten/kota, hasil seleksi tingkat kabupaten/kota, berlangsung selama tiga hari di Mataram.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan strategi untuk mendekatkan museum kepada masyarakat, khususnya generasi muda. "Kami ingin museum menjadi ruang belajar yang menyenangkan," ujarnya. Nuralam menekankan pentingnya membentuk generasi muda yang cerdas, berbudaya, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat melalui kegiatan ini. Lomba cerdas cermat, menurutnya, adalah wujud nyata peran museum dalam dunia pendidikan.
Lebih lanjut, Nuralam berharap agar kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kecintaan pada budaya sendiri dan mempersiapkan generasi muda untuk bersaing di kancah global. "Kami ingin museum menjadi ruang belajar yang menyenangkan sekaligus membentuk karakter generasi muda agar mencintai budaya sendiri dan siap menjadi bagian dari dunia global," tambahnya.
Lomba Cerdas Cermat: Uji Ketajaman Wawasan Sejarah NTB
Lomba cerdas cermat tahun ini diikuti oleh 54 peserta SMP terbaik dari berbagai daerah di NTB. Mereka bersaing memperebutkan gelar juara dan menunjukkan pemahaman mereka tentang sejarah dan budaya daerah. Rangkaian acara meliputi babak penyisihan dan final, yang berlangsung selama tiga hari. Para peserta menunjukkan antusiasme dan semangat yang tinggi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar sejarah dan budaya NTB.
Salah satu sekolah yang berpartisipasi adalah SMPN 2 Dompu. Mereka telah mempersiapkan diri dengan matang untuk menghadapi persaingan yang ketat. Selain SMPN 2 Dompu, sekolah-sekolah lain seperti SMPN 4 Kota Bima, SMPN 2 Praya, dan banyak lagi turut meramaikan perlombaan ini. Keikutsertaan sekolah-sekolah ini menunjukkan tingginya minat dan dukungan terhadap upaya pelestarian sejarah dan budaya lokal.
Plt Kasi Layanan Edukasi Museum NTB, Raden Heru Indriawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi para peserta. Bukan hanya sekedar menjawab pertanyaan, peserta juga diajak untuk lebih memahami konteks sejarah dan budaya yang ada di balik setiap pertanyaan.
Heru Indriawan menambahkan bahwa kegiatan ini juga sebagai upaya untuk membentuk generasi muda yang mampu melestarikan dan melindungi warisan sejarah dan budaya NTB untuk generasi mendatang. Hal ini sejalan dengan visi museum untuk menjadi pusat pembelajaran dan pelestarian budaya yang berkelanjutan.
Arkeolog Cilik: Mengenal Sejarah dari Dekat
Selain lomba cerdas cermat, Museum NTB juga menyelenggarakan program "Arkeolog Cilik." Program ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk belajar arkeologi secara langsung. Ketua Panitia Arkeolog Cilik, Salsabila Luqiana, menjelaskan bahwa NTB memiliki banyak artefak yang belum diteliti. Program ini menjadi kesempatan bagi pelajar untuk mengenal sejarah dan warisan budaya secara lebih dekat.
Salsabila menekankan pentingnya memperkenalkan ilmu humaniora kepada generasi muda. "Arkeologi cilik sebagai media untuk memperkenalkan ilmu humaniora kepada mereka dan teman-temannya," katanya. Melalui program ini, diharapkan para peserta dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat terhadap penelitian arkeologi.
Dengan adanya program ini, para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat dalam praktik langsung. Mereka dapat menggali informasi dan pengetahuan tentang sejarah dan budaya NTB secara lebih mendalam. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap warisan budaya lokal.
Beberapa sekolah yang mengikuti program Arkeolog Cilik antara lain SMPN 1 Sumbawa, SMPN 1 Praya, SMPN 1 Parado, dan lainnya. Keikutsertaan sekolah-sekolah ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para siswa dalam mempelajari sejarah dan budaya NTB.
Museum NTB berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya lokal di kalangan generasi muda. Dengan demikian, generasi muda dapat berperan aktif dalam melestarikan dan melindungi warisan budaya NTB untuk masa depan.