Peternak Kediri Sukses Kembangkan Kambing Boer Australia, Tingkatkan Kesejahteraan!
Deny Widyanarko, warga Kediri, sukses kembangkan budidaya kambing Boer asal Australia yang memiliki bobot hingga 100 kg, berpotensi tingkatkan kesejahteraan peternak lokal.

Warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Deny Widyanarko, berhasil mengembangkan budidaya kambing Boer asal Australia. Usaha ini berlokasi di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, dan menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan peternak lokal. Keberhasilan Deny menginspirasi banyak peternak lain untuk melirik potensi bisnis ternak unggul ini.
Kambing Boer, yang berasal dari Afrika Selatan, memiliki keunggulan signifikan dibandingkan kambing lokal. Deny menjelaskan, "Kami breeding jenis kambing Boer, kambing pedaging dari Australia yang aslinya dari Afrika. Berbagai macam jenis kambing kami breeding di sini, masih jalur asli, warna original." Keunggulan utama kambing Boer terletak pada bobotnya yang jauh lebih besar, mencapai 100 kilogram untuk kambing dewasa.
Ide budidaya kambing Boer ini bermula dari inspirasi Deny terhadap peternak Indonesia yang sudah sukses, namun menurutnya masih belum optimal dalam hal produksi daging. Ia melihat potensi besar untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging kambing di Indonesia melalui pengembangan ternak unggul ini. Keberhasilannya ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi peternak lain di Indonesia.
Keunggulan Kambing Boer dan Potensi Peningkatan Kesejahteraan
Salah satu keunggulan signifikan kambing Boer adalah bobotnya yang jauh lebih besar dibandingkan kambing lokal. Seekor kambing Boer berusia lima bulan dapat mencapai berat 25 kilogram, jauh lebih berat daripada kambing lokal seusianya yang hanya mencapai 12-15 kilogram. Perbedaan ini sangat signifikan dan menunjukkan potensi keuntungan yang besar bagi peternak.
Selain bobotnya yang besar, kambing Boer juga mudah beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia dan mudah dipelihara. Deny menambahkan, "Kambing Boer ini lebih mudah. Dia makannya termasuk rakus, semua dimakan sehingga akan memudahkan petani untuk memberikan pakan." Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi peternak karena mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan efisiensi.
Deny juga berencana menyilangkan kambing Boer dengan kambing lokal untuk meningkatkan genetika ternak lokal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ternak secara keseluruhan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan peternak. "Dengan waktu yang sama, tapi berat dari ternaknya jauh berbeda. Itu keunggulan yang bisa untuk memperbaiki genetika peternak kita." ujarnya.
Sistem Pertanian dan Peternakan Terintegrasi
Tidak hanya fokus pada budidaya kambing Boer, Deny juga menerapkan konsep pertanian dan peternakan terintegrasi. Ia memiliki laboratorium mini di ladangnya yang mendukung sistem ini. Sistem ini mencakup peternakan ayam petelur skala kecil, yang telurnya digunakan untuk kebutuhan keluarga.
Sistem akuaponik juga diterapkan, menggabungkan budidaya ikan dan tanaman. Kotoran ayam digunakan untuk budidaya maggot, yang kemudian menjadi makanan ikan. Air dari sistem akuaponik digunakan untuk menyirami tanaman, menghasilkan sayuran organik. Sistem ini mendukung ketahanan pangan dan mencukupi kebutuhan gizi keluarga.
Deny memulai usahanya dengan empat betina dan dua pejantan, dan kini telah berkembang menjadi 11 ekor. Beberapa kambing telah melahirkan anak, dan beberapa betina lainnya sedang bunting. Ini menunjukkan perkembangan yang pesat dan menjanjikan.
Model pertanian dan peternakan terintegrasi yang diterapkan Deny ini sangat inovatif dan berkelanjutan. Sistem ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Model ini dapat menjadi contoh bagi peternak lain yang ingin meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha mereka.