Petualangan Haji Sri: Dari Kotak Kayu Menuju Baitullah
Kisah inspiratif Sri Dewi Sudarwati, pedagang kelontong asal Kediri yang mewujudkan mimpi menunaikan ibadah haji setelah bertahun-tahun menabung Rp20.000 setiap hari dalam kotak kayu.

Surabaya, 04/05 (ANTARA) - Di tengah kesibukan Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sri Dewi Sudarwati, seorang pedagang kelontong berusia 66 tahun asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menanti dengan tenang. Bukan seorang tokoh ternama, namun ia berhasil mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji dengan cara yang luar biasa: menabung Rp20.000 setiap hari selama bertahun-tahun.
Perempuan sederhana ini memulai perjalanan spiritualnya pada 2009. Meskipun ekonomi keluarga pas-pasan dan anak-anaknya masih kecil, niat yang tulus mendorongnya untuk menabung demi mencapai Baitullah. Ia membuktikan bahwa impian untuk berhaji dapat terwujud tanpa bantuan orang lain, bukan dari warisan, melainkan dari jerih payah dan kesabarannya.
Kisah Sri Dewi menjadi bukti nyata bahwa ibadah haji bukan hanya milik orang kaya. Kegigihan dan disiplinnya dalam menabung, meskipun dengan cara yang sederhana, telah membawanya ke Tanah Suci. Ia telah menginspirasi banyak orang untuk tetap bermimpi dan berusaha mewujudkan impian tersebut, betapapun kecilnya langkah awal yang diambil.
Berkah Kotak Kayu: Tabungan Sederhana Menuju Makkah
Sri Dewi, yang hidup sederhana dan belum terbiasa dengan layanan perbankan, memilih cara tradisional untuk menabung: sebuah kotak kayu. "Saya ini orang desa, tidak biasa ke bank. Jadi saya simpan uangnya di kotak saja," ujarnya sambil tersenyum saat ditemui ANTARA.
Sejak 2009, setiap hari ia menyisihkan Rp20.000 dan memasukkannya ke dalam kotak kayu tersebut. Kotak kayu itu menjadi saksi bisu perjuangannya hingga akhirnya, pada 2012, tabungannya mencapai Rp25 juta, jumlah yang cukup untuk mendaftar haji.
Meskipun warung kecilnya hanya menjual kebutuhan pokok, Sri Dewi tetap disiplin menyisihkan uang hasil dagangannya. Warung yang dirintis sejak 1995 itu telah menjadi sumber penghasilannya, yang konsisten menyokong impiannya untuk berhaji. Keuletannya dalam berdagang dan kedisiplinannya dalam menabung menjadi kunci keberhasilannya.
Ia merasa tidak perlu menitipkan uangnya ke lembaga keuangan. Baginya, kesederhanaan dalam menabung tidak mengurangi makna dari usahanya yang gigih. Hal ini membuktikan bahwa niat yang tulus dan usaha yang konsisten mampu mengatasi keterbatasan finansial.
Harapan di Makkah: Doa untuk Keluarga
Sri Dewi mendaftar haji secara mandiri. Suaminya telah lebih dulu menunaikan ibadah haji sebelum meninggal dunia. Saat itu, uang mereka hanya cukup untuk satu orang, sehingga mereka sepakat untuk berangkat secara bergantian.
Kini, ia berangkat seorang diri, tanpa didampingi anak-anak atau cucu. Namun, ia merasa tenang dan bersyukur dapat melanjutkan perjalanan suci yang pernah ditempuh suaminya. Ia telah mempersiapkan doa-doa khusus untuk keluarganya.
Di Tanah Suci, ia akan berdoa agar anak-anak dan cucu-cucunya kelak juga dapat menunaikan ibadah haji atau setidaknya umrah. Keikhlasan dan kerendahan hatinya semakin memperkuat makna perjalanannya menuju Baitullah.
Sri Dewi berangkat pada Sabtu (3/5), pukul 14.20 WIB bersama rombongan Kloter 5 Embarkasi Surabaya. Meskipun sendirian di antara ratusan calon haji yang kebanyakan didampingi keluarga, ia merasa tenang dan damai. Baginya, ini adalah perjalanan jiwa yang telah ia jalani dengan sabar dan penuh keikhlasan.
Inspirasi dari Pedagang Kelontong: Ibadah Haji untuk Semua
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar, mengapresiasi semangat luar biasa Sri Dewi. Kisahnya menunjukkan bahwa ibadah haji bukan hanya soal finansial. Kemauan dan semangat yang kuat menjadi faktor utama, seperti yang ditunjukkan oleh Sri Dewi dengan disiplin menabung setiap hari selama bertahun-tahun.
Akhmad Sruji, yang juga Ketua PPIH Embarkasi Surabaya, mengingatkan jamaah calon haji untuk menjaga kesehatan di Tanah Suci, mengingat suhu udara yang tinggi. Ia menekankan pentingnya istirahat cukup, minum air yang banyak, dan mengonsumsi makanan sehat.
Sri Dewi, tanpa mencari sorotan, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kisahnya membuktikan bahwa ibadah haji bukan hanya milik orang kaya, tetapi juga hak bagi siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh. Sebuah kotak kayu sederhana pun bisa menjadi jalan menuju Baitullah, asalkan diisi dengan niat tulus dan kesabaran.
Kisah Sri Dewi menginspirasi kita semua bahwa niat yang tulus dan usaha yang konsisten akan membuahkan hasil. Dengan tabungan sedikit demi sedikit, ia mampu mewujudkan impiannya. Ia mengajarkan bahwa ibadah haji adalah hak semua orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh, terlepas dari latar belakang ekonomi. Meskipun menabung dalam kotak kayu adalah cara sederhana, menyesuaikan kebiasaan menabung dengan perkembangan zaman, seperti menggunakan jasa perbankan, akan lebih aman dan praktis.