Polisi Gagalkan Percobaan Bunuh Diri di Sukabumi
Pria paruh baya di Sukabumi, Jawa Barat, gagal melakukan percobaan bunuh diri setelah polisi berhasil membujuknya turun dari menara pemancar; aksi nekatnya dipicu masalah ekonomi dan penyalahgunaan obat-obatan.

Seorang pria paruh baya berinisial D (47) di Sukabumi, Jawa Barat, berhasil diselamatkan polisi dari percobaan bunuh diri pada Kamis, 14 Februari 2024. D nekat memanjat menara pemancar telepon di Kampung Nangewer, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi. Beruntung, petugas Polsek Sukabumi Kota berhasil mencegah aksi tragis tersebut.
Aksi Nekat di Menara Pemancar
Kejadian bermula ketika aparat kepolisian menerima laporan dari Kepala Desa Sukajaya tentang warga yang mencoba bunuh diri dengan memanjat menara pemancar. Kapolsek Sukabumi, Riki Saputra, menjelaskan, "Setelah menerima laporan, kami langsung menuju lokasi untuk membujuk pria tersebut turun." Di lokasi, warga telah berupaya membujuk D, namun ia beberapa kali hampir melompat sebelum petugas datang.
Petugas kepolisian yang tiba di lokasi kemudian melakukan pendekatan persuasif. Dengan kesabaran dan keahlian negosiasi, mereka berhasil membujuk D untuk turun dari menara dengan selamat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, berkat respon cepat dan tindakan tepat dari pihak kepolisian.
Motif Percobaan Bunuh Diri
Setelah berhasil di selamatkan dan dibawa pulang, D mengungkapkan alasan di balik percobaan bunuh dirinya. Ia mengaku terhimpit masalah ekonomi yang sangat menekan keluarganya. Kondisi ekonomi yang sulit ini diperparah dengan dugaan penyalahgunaan obat-obatan dan zat adiktif. D diduga mengonsumsi obat keras ilegal dan menghisap lem aibon, yang mengakibatkan halusinasi dan mendorongnya untuk melakukan tindakan nekat tersebut.
Kapolsek Riki Saputra menambahkan, "Aksi nekadnya itu akibat kejiwaan yang kurang stabil ditambah terpengaruh oleh obat dan minuman keras serta menghisap lem aibon." Kondisi psikologis yang labil akibat tekanan ekonomi dan penyalahgunaan zat adiktif menjadi faktor utama yang menyebabkan D ingin mengakhiri hidupnya.
Penanganan Pasca Peristiwa
Setelah kejadian, D dibawa pulang ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian. Kepada polisi, D mengaku takut dimarahi keluarganya dan beberapa kali terlihat menangis. Ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Peristiwa ini menyoroti pentingnya dukungan sosial dan akses perawatan kesehatan mental bagi individu yang menghadapi tekanan ekonomi dan masalah kesehatan jiwa.
Polisi tidak hanya berhasil mencegah sebuah tragedi, tetapi juga memberikan perhatian dan dukungan kepada D. Langkah ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan kesehatan mental dan masalah sosial. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Pentingnya Dukungan dan Pencegahan
Kasus percobaan bunuh diri ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan sosial dan akses mudah terhadap layanan kesehatan mental. Tekanan ekonomi dan masalah kesehatan jiwa merupakan isu serius yang perlu ditangani secara komprehensif. Pencegahan dini dan intervensi tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan akses terhadap bantuan profesional.
Keberhasilan polisi dalam menggagalkan percobaan bunuh diri ini patut diapresiasi. Namun, kejadian ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan upaya pencegahan dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu yang rentan terhadap tindakan bunuh diri. Pentingnya kerjasama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam memberikan dukungan dan akses perawatan kesehatan mental tidak dapat diabaikan.