Prabowo Subianto: Purnawirawan TNI di Politik, Demi NKRI
Presiden Prabowo Subianto menjelaskan alasan purnawirawan TNI terjun ke dunia politik; didorong rasa tanggung jawab dan kecintaan pada bangsa, bukan ambisi kekuasaan.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai keterlibatan purnawirawan TNI, termasuk dirinya sendiri, dalam kancah perpolitikan nasional. Penjelasan tersebut disampaikan dalam pidato pada acara Halalbihalal dengan Purnawirawan TNI/Polri di Jakarta, Selasa (6/5).
Menurut Presiden, langkah tersebut dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan kecintaan yang mendalam pada bangsa dan negara. Bukan semata-mata ambisi kekuasaan, melainkan panggilan jiwa untuk menyelamatkan Indonesia dan rakyatnya.
Pidato tersebut menekankan bahwa keputusan terjun ke dunia politik, termasuk membentuk partai politik, merupakan konsekuensi logis dari nilai-nilai yang ditanamkan sejak masa pengabdian di TNI. Hal ini sejalan dengan semangat Angkatan '45 yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.
Pengabdian Tanpa Batas: Dari Militer ke Politik
Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengabdian kepada negara tidak berhenti setelah purna tugas. Kecintaan pada tanah air dan tanggung jawab untuk menyelamatkan bangsa tetap menyala. Hal inilah yang mendorong banyak purnawirawan TNI, termasuk dirinya, untuk berkiprah di dunia politik.
Ia mencontohkan sejumlah tokoh purnawirawan TNI yang juga terjun ke dunia politik, seperti Pak Edi Sudrajat, Pak Try Sutrisno, Pak SBY, dan Pak Wiranto. Mereka semua, kata Prabowo, tergerak oleh semangat yang sama: memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Prabowo menekankan bahwa langkah ini merupakan bentuk pengakuan atas kedaulatan rakyat. "Kita tunduk pada kedaulatan rakyat. TNI tidak mau berkuasa dengan senjata," tegasnya. Hal ini menunjukkan komitmen TNI untuk tetap berada di jalur konstitusional dan menjunjung tinggi demokrasi.
Reformasi 1998: Peran TNI dalam Transisi Demokrasi
Presiden Prabowo juga menyoroti peran penting TNI dalam reformasi 1998. Ia membantah anggapan bahwa TNI selalu haus kekuasaan dan berambisi menjadi diktator. Justru sebaliknya, kata Prabowo, banyak tokoh TNI dan Polri yang rela melepas kekuasaan dan mundur dari panggung politik untuk mendukung proses reformasi.
Prabowo menegaskan bahwa keberhasilan reformasi 1998 tidak terlepas dari peran serta tokoh-tokoh TNI dan Polri yang dengan rela meninggalkan jabatan dan kekuasaan. "Yang menyukseskan reformasi itu adalah tokoh-tokoh TNI dan Polri, ABRI," ujarnya.
Dengan demikian, keterlibatan purnawirawan TNI dalam politik, menurut Prabowo, bukan merupakan upaya untuk merebut kekuasaan, melainkan bentuk lain dari pengabdian dan tanggung jawab untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Menjaga Kekayaan Bangsa untuk Rakyat
Prabowo Subianto juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kekayaan bangsa Indonesia yang belum sepenuhnya dinikmati oleh rakyat. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat yang mendorongnya untuk terjun ke dunia politik melalui Partai Gerindra.
Ia berkomitmen untuk memperjuangkan agar kekayaan alam Indonesia dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Komitmen ini sejalan dengan semangat pengabdiannya kepada bangsa dan negara, baik saat masih aktif di militer maupun setelah purna tugas.
Melalui Partai Gerindra, Prabowo berupaya untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, yaitu membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya. Ini merupakan bentuk lain dari pengabdiannya yang tidak mengenal batas waktu dan jabatan.
Dengan demikian, langkah Prabowo Subianto dan purnawirawan TNI lainnya terjun ke dunia politik dapat dipahami sebagai bentuk tanggung jawab dan kecintaan yang tulus terhadap bangsa dan negara, bukan sebagai upaya perebutan kekuasaan.