Rupiah Tertekan: Ketenagakerjaan AS yang Kuat Dorong Penguatan Dolar
Kuatnya pasar kerja AS dan ekspektasi inflasi mendorong penguatan dolar AS, sehingga rupiah melemah hingga Rp16.332 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Senin.
![Rupiah Tertekan: Ketenagakerjaan AS yang Kuat Dorong Penguatan Dolar](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/100041.147-rupiah-tertekan-ketenagakerjaan-as-yang-kuat-dorong-penguatan-dolar-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2025 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Senin pagi. Pelemahan ini mencapai 49 poin atau 0,30 persen, sehingga kurs rupiah berada di angka Rp16.332 per dolar AS, dibandingkan penutupan Jumat di Rp16.283. Kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid menjadi faktor utama penyebab pelemahan ini, menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra.
Kondisi Pasar Kerja AS dan Dampaknya terhadap Rupiah
Ariston menjelaskan bahwa data ekonomi AS akhir pekan lalu menunjukkan pasar kerja yang tetap kuat. Tingkat pengangguran turun menjadi 4 persen dari 4,1 persen, kenaikan upah meningkat 0,5 persen (dari 0,3 persen sebelumnya), dan ekspektasi inflasi naik menjadi 4,3 persen (dari 3,3 persen sebelumnya). Data-data positif ini mendukung penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
"Data ekonomi AS yang rilis di akhir pekan kemarin masih menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid dan peluang kenaikan inflasi," ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Kondisi ini, menurutnya, mengakibatkan indeks dolar AS pagi ini berada di kisaran 108,35, naik dari 107,77 pada Jumat pagi.
Selain data ketenagakerjaan, ekspektasi pasar terhadap potensi perang dagang akibat kebijakan kenaikan tarif impor Presiden AS juga turut berkontribusi pada penguatan dolar AS. Hal ini semakin memperlemah posisi rupiah di pasar internasional.
Prediksi Pergerakan Rupiah dan Faktor Penahan
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Ariston memprediksi pelemahan rupiah berpotensi berlanjut hingga Rp16.350 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp16.250 per dolar AS. Namun, ia juga mencatat beberapa faktor yang dapat menahan pelemahan yang lebih dalam.
"Data inflasi Indonesia masih bagus dan seperti biasa rendah. Jadi, mungkin bukan kejutan untuk pasar. Minggu lalu, ada data cadangan devisa yang naik, ini sih kejutan. Jadi, sedikit membantu menahan pelemahan rupiah," tambah Ariston. Kenaikan cadangan devisa ini memberikan sedikit penyangga terhadap tekanan pelemahan rupiah.
Kesimpulan
Pelemahan rupiah hari ini terutama didorong oleh kondisi ekonomi AS yang positif, khususnya pasar kerja yang kuat. Meskipun data inflasi dan cadangan devisa Indonesia menunjukkan kinerja yang baik, dampak penguatan dolar AS yang signifikan tetap menekan nilai tukar rupiah. Perkembangan selanjutnya perlu dipantau untuk melihat seberapa besar dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Pemantauan terhadap perkembangan ekonomi AS dan kebijakan pemerintah Indonesia akan menjadi kunci untuk memprediksi pergerakan rupiah ke depannya. Para pelaku pasar perlu waspada dan mempertimbangkan strategi pengelolaan risiko yang tepat dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar ini.