Ketidakpastian Tarif Perdagangan AS Pengaruhi Pelemahan Rupiah
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh ketidakpastian tarif perdagangan AS dan sikap hati-hati investor menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 17 poin (0,11 persen) pada penutupan perdagangan Senin, 5 Mei 2025, menjadi Rp16.455 per dolar AS. Pelemahan ini, menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi, dipengaruhi oleh ketidakpastian yang terus berlanjut terkait tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).
Ibrahim menjelaskan bahwa ketidakpastian ini terutama berasal dari pernyataan Presiden Donald Trump yang belum berencana membuka dialog segera dengan Presiden China Xi Jinping. Meskipun Trump mengisyaratkan kemungkinan penandatanganan perjanjian perdagangan dengan beberapa negara dan dialog yang sedang berlangsung dengan China, kesepakatan perdagangan AS-China tetap menjadi titik ketidakpastian terbesar bagi pasar, terutama setelah perang dagang dan pertukaran tarif yang intens hingga April 2025.
Pernyataan Pemerintah China pada Jumat, 2 Mei 2025, yang menyatakan sedang mengevaluasi kemungkinan perundingan perdagangan dengan AS, yang harus didasarkan pada ketulusan dan penghapusan tarif sepihak, juga turut menambah ketidakpastian ini. Situasi ini membuat investor bersikap hati-hati.
Ketidakpastian Kebijakan Federal Reserve (The Fed)
Sentimen hati-hati investor juga diperkuat oleh antisipasi pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang dimulai akhir pekan ini. Ibrahim Assuabi memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah. Hal ini dikarenakan para pembuat kebijakan mengambil sikap hati-hati untuk menilai dampak tarif Trump terhadap inflasi. Keputusan ini muncul di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Presiden Trump dan Federal Reserve, karena Presiden terus menekan bank sentral untuk menurunkan suku bunga.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin sore justru menguat ke level Rp16.421 per dolar AS, berbeda dengan penutupan perdagangan umum.
Perbedaan antara penutupan perdagangan umum dan JISDOR menunjukkan kompleksitas dinamika nilai tukar rupiah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak hanya ketidakpastian kebijakan AS, tetapi juga faktor-faktor domestik dan global lainnya.
Dampak Pelemahan Rupiah
Pelemahan rupiah berpotensi berdampak pada berbagai sektor ekonomi Indonesia. Impor akan menjadi lebih mahal, sehingga berpotensi meningkatkan inflasi. Namun, bagi eksportir, pelemahan rupiah dapat menjadi keuntungan karena produk mereka menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak pelemahan rupiah dan menjaga stabilitas ekonomi.
Ke depan, perkembangan hubungan perdagangan AS-China akan tetap menjadi faktor kunci yang mempengaruhi nilai tukar rupiah. Begitu pula dengan kebijakan moneter The Fed dan perkembangan ekonomi global lainnya. Pemantauan yang cermat terhadap perkembangan ini sangat penting untuk mengelola risiko dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Perlu diingat bahwa situasi ekonomi global sangat dinamis dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, para pelaku pasar perlu selalu waspada dan mengantisipasi berbagai kemungkinan skenario yang dapat terjadi.
Kesimpulannya, pelemahan rupiah merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Penting bagi pemerintah dan pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi.