Wamenkumham: Raih Prestasi Akademik dan Sportivitas, Kunci Sukses Mahasiswa di Era Global
Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Syarif Hiariej menekankan pentingnya prestasi akademik dan sportivitas bagi mahasiswa Indonesia untuk menghadapi persaingan global dan berkontribusi dalam pembangunan.

Ambon, 23 April 2024 (ANTARA) - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham), Edward Omar Syarif Hiariej, dalam kuliah umumnya di Universitas Pattimura (Unpatti) Maluku, Rabu lalu, menekankan pentingnya keseimbangan antara prestasi akademik dan sportivitas bagi mahasiswa Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa kedua hal tersebut merupakan kunci kesuksesan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Menurut Wamenkumham, prestasi akademik mencerminkan kompetensi intelektual, sementara sportivitas merepresentasikan integritas moral dan etika. Kedua aspek ini, baginya, saling melengkapi dalam membentuk mahasiswa unggul dan berkarakter, siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas.
Wamenkumham Hiariej memaparkan bahwa di era persaingan bebas, prestasi akademik menjadi prasyarat utama. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus, tetapi juga harus menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam dan mampu berinovasi. Prestasi akademik yang tinggi membuka beragam peluang, mulai dari beasiswa, kesempatan kerja, hingga kontribusi nyata bagi masyarakat.
Prestasi Akademik: Motivasi dan Etos Kerja
Wamenkumham menjelaskan bahwa prestasi akademik yang gemilang tidak hanya bergantung pada bakat, tetapi juga pada motivasi dan etos kerja yang tinggi. Beliau mencontohkan hasil meta analisis terbaru yang menunjukkan korelasi positif antara motivasi (keyakinan diri, tujuan belajar, ketekunan) dengan pencapaian akademik mahasiswa. Mahasiswa dengan motivasi dan kemampuan belajar yang tinggi cenderung memiliki IPK tinggi, lulus tepat waktu, dan mencapai cita-cita.
Perguruan tinggi, menurutnya, memiliki peran penting dalam membangun sistem yang mendorong motivasi belajar mahasiswa dan dosen. Dukungan orang tua juga krusial. Namun, yang terpenting adalah kemauan kuat dari mahasiswa itu sendiri, rasa ingin tahu yang besar, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan akademik.
Wamenkumham juga mengingatkan pepatah: "Belajar di kala muda bagai mengukir di atas batu." Prestasi akademik akan menjadi fondasi karir dan kontribusi bagi bangsa di masa depan.
Sportivitas: Karakter dan Fair Play
Namun, Wamenkumham menegaskan bahwa prestasi akademik saja tidak cukup. Sportivitas dan penanaman karakter merupakan hal yang tak kalah penting. Sportivitas, dalam konteks olahraga, berarti menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, menghargai lawan, patuh pada aturan, dan lapang dada menerima kemenangan maupun kekalahan.
Nilai-nilai 'fair play' ini, menurut Wamenkumham, perlu diterapkan dalam kehidupan akademik dan profesional. Dalam kompetisi akademik, sportivitas berarti menjunjung tinggi kejujuran, menghargai sesama, bersikap adil dan terbuka. Mahasiswa yang berkarakter sportif akan memandang pesaing akademik sebagai lahan untuk berkembang bersama.
Wamenkumham Hiariej menambahkan, "'Nilai-nilai fairplay inilah yang perlu kita bawa ke dalam kehidupan akademik dan profesional, dalam kompetisi akademik sportifitas berarti menjunjung kejujuran menghargai sesama serta bersikap adil dan terbuka. Mahasiswa berkarakter sportivitas akan mengangkat pesaing akademik sebagai lahan untuk berkembang bersama,' katanya." Hal ini penting untuk membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan berkarakter.
Dengan demikian, prestasi akademik dan sportivitas merupakan dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam membentuk mahasiswa unggul dan siap menghadapi tantangan global. Keduanya menjadi kunci kesuksesan dalam meraih cita-cita dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.