Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Jambi Imbau Masyarakat Antisipasi Peralihan Musim
BMKG Jambi memperingatkan potensi cuaca ekstrem saat peralihan musim hujan ke kemarau di awal Mei 2025, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan lebat dan petir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh masyarakat Jambi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Peralihan musim dari hujan ke kemarau yang diperkirakan terjadi sejak awal Mei 2025, menyimpan ancaman cuaca yang tidak dapat diabaikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Prakirawan Cuaca BMKG Kelas 1 Sultan Thaha Jambi, Nabilatul Fikroh, pada Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Nabilatul Fikroh, masa peralihan musim ini perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem. Intensitas panas yang mulai meningkat akan meningkatkan kemungkinan terjadinya hujan lebat yang disertai petir. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Prakiraan cuaca BMKG untuk Senin, 5 Mei 2025, menunjukkan sebagian besar wilayah Jambi akan mengalami hujan ringan. Namun, Kota Sungai Penuh diprediksi akan mengalami hujan yang disertai petir. Kondisi ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem di seluruh wilayah Provinsi Jambi.
Ancaman Cuaca Ekstrem Saat Peralihan Musim
BMKG Jambi menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim. Perubahan cuaca yang cepat dan tidak terduga dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi dari pihak berwenang.
Nabilatul Fikroh menjelaskan bahwa peningkatan intensitas panas di awal Mei 2025 akan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan yang signifikan. Kondisi ini dapat menyebabkan hujan lebat dalam waktu singkat dan disertai petir. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada dan menghindari aktivitas di luar ruangan saat hujan lebat disertai petir.
BMKG juga memberikan informasi mengenai kondisi gelombang di perairan Jambi. Gelombang di perairan Kuala Tungkal, Sadu, Mendahara Ilir, Nipah Panjang, dan Sabak Timur diprediksi relatif tenang dengan ketinggian sekitar 0,1 meter. Meskipun demikian, masyarakat yang beraktivitas di laut tetap diimbau untuk selalu waspada dan memperhatikan keselamatan.
Upaya Mitigasi Bencana: Modifikasi Cuaca
Sebagai upaya mitigasi bencana, BMKG Jambi merencanakan operasi modifikasi cuaca di bulan Mei, September, atau Oktober 2025. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi penurunan curah hujan yang diperkirakan terjadi pada bulan-bulan tersebut. Operasi modifikasi cuaca bertujuan untuk mengendalikan atau menambah curah hujan dan meminimalkan dampak bencana, terutama mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Operasi ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan pihak swasta. Kerjasama antar instansi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas upaya mitigasi bencana dan melindungi masyarakat Jambi dari dampak cuaca ekstrem.
Modifikasi cuaca merupakan salah satu strategi penting dalam menghadapi perubahan iklim dan mengurangi risiko bencana. Dengan melakukan modifikasi cuaca, diharapkan dapat dikurangi dampak negatif dari musim kemarau, seperti kekeringan dan kebakaran hutan. Langkah ini juga akan membantu menjaga ketersediaan air untuk kebutuhan masyarakat dan pertanian.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi cuaca ekstrem. Selalu pantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan ikuti arahan dari pihak berwenang untuk meminimalisir risiko bencana.
Dengan adanya kerjasama dan kesiapsiagaan dari berbagai pihak, diharapkan dampak negatif dari peralihan musim dapat diminimalisir dan masyarakat Jambi dapat tetap aman dan nyaman.