Diet OMAD: Risiko Kesehatan dan Alternatif Pola Makan Sehat
Pakar kesehatan memperingatkan bahaya diet OMAD bagi metabolisme tubuh dan menganjurkan diet seimbang serta konsistensi jangka panjang untuk penurunan berat badan.

Jakarta, 17 Mei 2024 (ANTARA) - dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD, pakar kesehatan, menyoroti risiko diet One Meal A Day (OMAD) terhadap metabolisme tubuh. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers peluncuran Met-U Prodia di Jakarta. Ia menjelaskan bahaya metode penurunan berat badan ekstrem ini dan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih seimbang.
"Kalau One Meal A Day, saya pribadi tidak setuju, terlalu ekstrem. Itu terlalu berbahaya untuk metabolisme tubuh," tegas dr. Farid, dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sebagai alternatif, dr. Farid merekomendasikan pola makan sehat dan seimbang, menekankan pentingnya konsistensi dan durasi dalam program penurunan berat badan. Ia menentang tren diet ekstrem seperti OMAD, ketogenik, dan OCD, yang menurutnya berpotensi membahayakan.
Bahaya Diet Ekstrem dan Pentingnya Pola Makan Seimbang
Dr. Farid Kurniawan secara khusus mengkritik diet OMAD karena dianggap terlalu ekstrem dan berisiko bagi kesehatan metabolisme tubuh. Ia menjelaskan bahwa metode ini dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dan berdampak negatif pada fungsi organ vital. Menurutnya, pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan jauh lebih efektif dan aman.
Ia menyarankan agar masyarakat lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi harian yang seimbang, bukan mengejar metode penurunan berat badan instan yang berisiko. "Small step (langkah kecil) tapi konsisten. Enggak ada orang kalau mau sehat, dietnya cuman setahun," tambahnya, menekankan pentingnya komitmen jangka panjang dalam menjaga kesehatan.
Lebih lanjut, dr. Farid menjelaskan bahwa jumlah dan komposisi makanan lebih penting daripada frekuensi makan. Asalkan jumlah kalori terkontrol dan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, seseorang dapat mengatur pola makannya sesuai kebutuhan, baik itu tiga kali makan besar, atau beberapa kali makan kecil dengan porsi lebih sedikit.
Pedoman Isi Piringku dan Aplikasi Met-U untuk Perencanaan Diet
Kementerian Kesehatan menyediakan Pedoman Isi Piringku sebagai panduan pola makan sehat. Pedoman ini merekomendasikan agar separuh piring diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk, dan separuhnya lagi dengan sayur dan buah. Selain itu, pedoman ini juga menyarankan konsumsi minimal delapan gelas air per hari dan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari.
Untuk membantu masyarakat menerapkan pola makan sehat dan memantau kemajuan diet, Prodia meluncurkan aplikasi Met-U. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk merencanakan menu makan, memantau berat badan, dan melacak kemajuan diet secara keseluruhan. Direktur IT & Marketing PT Prodia Digital Indonesia, Rudy Cahyadi, menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat digunakan untuk berbagai parameter kesehatan, termasuk pemantauan pola diet dan berat badan.
Aplikasi Met-U memberikan kemudahan dalam tracking kemajuan diet. Pengguna dapat memasukkan data diet mereka, memantau berat badan secara berkala, dan melihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Fitur ini membantu pengguna untuk tetap termotivasi dan konsisten dalam menjalankan program diet mereka.
Kesimpulannya, diet seimbang dan konsisten jangka panjang jauh lebih efektif dan aman daripada diet ekstrem seperti OMAD. Dengan mengacu pada Pedoman Isi Piringku dan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi Met-U, masyarakat dapat lebih mudah merencanakan dan memantau pola makan sehat untuk mencapai berat badan ideal dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.