Tips Diet Nyaman ala Dokter Gizi: Rahasia Pola Makan Sehat dan Bahagia
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, membagikan kiat menjalani diet nyaman dengan penyesuaian gaya hidup, rasa, dan kebutuhan individual, hindari stres makan.

Jakarta, 3 Maret 2024 (ANTARA) - Menjalani program diet tak perlu lagi menjadi pengalaman yang menyiksa. dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinik lulusan FKUI, membagikan kiat-kiat untuk menjalani diet nyaman dan berkelanjutan. Menurutnya, kunci utama terletak pada pemahaman bahwa diet merupakan bagian integral dari gaya hidup, bukan sekadar pembatasan makanan.
"Diet, berasal dari kata Yunani 'diaita' yang berarti 'a way of life'," jelas dr. Mulianah. Artinya, pola makan dan kebiasaan makan harus terintegrasi dalam rutinitas harian. Ini bukan hanya tentang apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana dan mengapa kita memilih makanan tersebut untuk mendukung kesehatan jangka panjang. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan kebiasaan makan yang berkelanjutan dan menyenangkan, bukan hanya sekadar mengejar penurunan berat badan secara instan.
Lebih lanjut, dr. Mulianah menekankan pentingnya aspek kenyamanan dalam menjalani diet. Ia mengatakan, "Diet ini sebagai bagian dari gaya hidup...pola makan dan kebiasaan makan itu harus menjadi bagian dari rutinitas hari-hari seseorang."
Menciptakan Diet yang Nyaman dan Efektif
Salah satu kunci utama diet nyaman adalah memperhatikan rasa. "Kalau dietnya saja tidak nyaman, efeknya bisa memengaruhi mood. Persepsi rasa itu sifatnya subjektif. Intinya, diet apa pun itu, pertama harus dari segi rasa enak," ujar dr. Mulianah. Ia menyarankan untuk memilih makanan yang disukai dan sesuai dengan selera agar program diet dapat dijalankan dengan konsisten dan tanpa rasa terpaksa.
Selain rasa, realisme juga menjadi faktor penting. Dr. Mulianah mengingatkan pentingnya menyesuaikan program diet dengan kebutuhan sehari-hari, gaya hidup, dan target yang ingin dicapai. "Harus realistis. Misalnya, mau menurunkan berat badan 10 kilogram dalam sebulan, bisa sih, tapi siap-siap sakit saja. Jadi dietnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan," ucapnya. Hal ini mencegah terbentuknya ekspektasi yang tidak realistis dan meminimalisir risiko kegagalan diet.
Fleksibelitas jadwal makan juga krusial. Dr. Mulianah menyarankan penyesuaian jadwal makan sesuai aktivitas harian. Seringkali, kesibukan menyebabkan seseorang melewatkan waktu makan, yang dapat mengganggu program diet. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan waktu makan dengan bijak dan memastikan asupan nutrisi tetap tercukupi.
Menyeimbangkan Asupan Nutrisi
Konsep keseimbangan (balance) juga sangat penting dalam diet. "Balance-nya tiap orang sudah berbeda-beda. Harus tahu kebutuhan (porsi makan) minimum dan maksimum seperti apa. Jadi nanti tahu kalau kelebihan harus apa dan kalau kekurangan harus apa. Itu namanya balance diet," jelasnya. Keseimbangan ini memastikan tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan tanpa kekurangan atau kelebihan.
Dr. Mulianah menekankan bahwa diet pada dasarnya adalah tentang menemukan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan individual. "Diet itu pada dasarnya adalah mencari pola, yang kemudian bisa kita ikuti jalani sehari-hari. Artinya diet itu sifatnya personalized, no one eats for all, di mana setiap orang punya pola yang berbeda-beda," katanya. Tidak ada satu pola diet yang cocok untuk semua orang, sehingga penting untuk menemukan pola yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing individu.
Sebagai contoh, ada orang yang tidak bisa makan berat di pagi hari, sementara ada juga yang merasa pusing jika tidak mengonsumsi makanan berat di pagi hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebutuhan tubuh masing-masing dan menyesuaikan pola makan sesuai dengan itu.
Hindari Stres Makan
Diet yang tidak nyaman dapat menyebabkan stres eating, yaitu kecenderungan untuk mengalihkan stres dengan makan berlebihan. "Stres eating itu salah satunya dietnya tidak nyaman. Misalnya mungkin terlalu limitation (pembatasan) diet yang berlebihan, terlalu takut," ungkap dr. Mulianah. Pembatasan yang berlebihan dapat meningkatkan hormon stres, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nafsu makan.
Ia menambahkan, "Kalau orang terlalu restriktif diet, dietnya gak nyaman, gap hunger (kelaparan) atau gap trapping-nya jadi tinggi, sehingga hormon stres-nya jadi tinggi juga. Hormon stres relatifnya ke hormon lapar." Oleh karena itu, penting untuk menghindari diet yang terlalu ketat dan tidak realistis untuk mencegah stres eating dan menjaga kesehatan mental.
Kesimpulannya, kunci utama menjalani diet yang sukses dan berkelanjutan adalah dengan menciptakan pola makan yang nyaman, realistis, dan sesuai dengan kebutuhan individual. Dengan memperhatikan rasa, keseimbangan nutrisi, dan fleksibilitas, diet dapat menjadi bagian integral dari gaya hidup sehat dan bahagia.