Hindari Makanan Berminyak saat Berbuka Puasa, Cegah Gangguan Pencernaan!
Kepala Dinkes Kota Tangerang imbau masyarakat hindari makanan berat dan berminyak saat berbuka puasa untuk mencegah gangguan pencernaan seperti maag dan GERD.

Kota Tangerang, 16 Maret 2024 (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, memberikan imbauan penting kepada masyarakat untuk menghindari konsumsi makanan berat atau berminyak saat berbuka puasa. Langkah ini dinilai efektif untuk mencegah gangguan pencernaan yang kerap muncul selama bulan Ramadan.
Imbauan tersebut disampaikan langsung oleh dr. Dini Anggraeni di Tangerang, Ahad lalu. Beliau menekankan pentingnya memulai berbuka dengan makanan ringan, seperti kurma dan air putih. "Saat berbuka puasa, mulailah dengan makanan yang ringan seperti kurma dan air putih. Jangan yang terlalu berat agar lambung tidak bekerja terlalu keras setelah seharian berpuasa," jelasnya.
Hal ini dikarenakan lambung yang telah beristirahat lama selama berpuasa membutuhkan penyesuaian untuk kembali beraktivitas. Mengonsumsi makanan berat dan berminyak secara tiba-tiba dapat membebani sistem pencernaan dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan.
Tips Sehat Berbuka dan Sahur
Selain menghindari makanan berat dan berminyak saat berbuka, dr. Dini juga memberikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadan. Tips ini meliputi pengaturan pola makan sahur dan berbuka, serta manajemen stres.
Untuk sahur, disarankan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, rendah lemak, dan kaya serat. Contohnya adalah oatmeal, pisang, atau roti gandum. "Hindari makanan pedas, asam, atau bersantan karena dapat memicu produksi asam lambung berlebih," ujar dr. Dini.
Tidak kalah pentingnya adalah menghindari kebiasaan melewatkan sahur. Hal ini dapat meningkatkan risiko asam lambung naik karena lambung dalam keadaan kosong untuk waktu yang lebih lama. Sahur yang cukup juga akan menjaga energi tubuh sepanjang hari.
Selain itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih selama sahur dan berbuka. Hindari minuman berkafein seperti kopi atau teh dalam jumlah berlebihan karena dapat merangsang produksi asam lambung.
Mengelola Stres dan Pola Makan
Dr. Dini juga menyoroti pentingnya mengelola stres untuk mencegah gangguan pencernaan. Stres diketahui dapat memperburuk kondisi maag. Oleh karena itu, penting untuk meluangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi atau membaca buku.
Pola makan juga perlu diperhatikan. Makan dalam porsi besar sekaligus dapat membuat lambung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko naiknya asam lambung. Sebaiknya, makan dalam porsi kecil namun sering, terutama saat berbuka dan sahur.
Terakhir, dr. Dini mengingatkan untuk menghindari kebiasaan langsung tidur setelah makan. "Langsung tidur setelah makan dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Beri jeda sekitar 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur," katanya.
Gangguan pencernaan seperti maag, asam lambung naik, atau gastroesophageal reflux disease (GERD) sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, seperti perut kembung hingga sensasi terbakar di bagian perut atas. Beberapa faktor pemicu maag kambuh antara lain pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang memicu produksi gas, stres, dan emosi yang tidak terkendali.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan masyarakat dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman dan terhindar dari gangguan pencernaan.