Mitos Tumbuh Gigi Sebabkan Demam? Dokter Gigi Anak UI Beri Penjelasan!
Dokter spesialis gigi anak UI membantah mitos tumbuh gigi menyebabkan demam pada anak, menjelaskan penyebab sebenarnya dan pentingnya kebersihan mulut sejak dini.

Jakarta, 28 April 2024 - Sebuah mitos yang selama ini dipercaya banyak orang tua di Indonesia akhirnya terbantahkan. drg. Aliyah, Sp.KGA, dokter spesialis gigi anak lulusan Universitas Indonesia, menegaskan bahwa tumbuh gigi bukanlah penyebab demam pada anak. Penjelasan ini disampaikan usai beliau menghadiri jumpa pers di Jakarta. Beliau menekankan pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut sejak bayi untuk mencegah berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut.
"Tidak, itu adalah mitos yang sangat salah. Tadi sudah saya jelaskan bahwa semenjak lahir, kalau kita menjaga rongga mulut kita dengan baik, pada saat usia tumbuh gigi tidak akan terjadi yang namanya demam," tegas drg. Aliyah. Pernyataan ini membantah kepercayaan umum yang telah lama beredar di masyarakat.
Aliyah menjelaskan lebih lanjut bahwa demam sebenarnya merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau zat asing. Penumpukan sisa makanan dan minuman di dalam rongga mulut dapat memicu pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi, yang kemudian memicu demam sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Kebersihan mulut yang baik, dimulai sejak bayi, dapat mencegah hal ini terjadi.
Mitos Tumbuh Gigi dan Cara Menjaga Kesehatan Mulut Bayi
Selain mitos tumbuh gigi menyebabkan demam, drg. Aliyah juga membantah mitos lain yang sering dikaitkan dengan tumbuh gigi, yaitu banyaknya air liur yang keluar. Ia menjelaskan bahwa air liur yang berlebih sebenarnya lebih berkaitan dengan stimulasi rahang saat anak mulai mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).
"Air liur hanya ada pada saat anak mengunyah makanan, sedangkan pada kegiatan lainnya tidak akan tumpah keluar mulut," jelas drg. Aliyah. Penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang proses tumbuh kembang anak dan kaitannya dengan produksi air liur.
Lebih lanjut, drg. Aliyah menekankan pentingnya menjaga kebersihan mulut sejak dini, bahkan sebelum gigi pertama tumbuh. Orang tua dianjurkan untuk membersihkan gusi, lidah, dan langit-langit bayi menggunakan kasa steril dan air hangat. Setelah gigi mulai tumbuh (sekitar usia 6 bulan), sikat gigi bayi (infant toothbrush) dapat diperkenalkan.
Pada usia 6-9 bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan pasta gigi yang mengandung fluoride, namun hanya sejumlah kecil, seukuran butir beras. Fluoride sangat penting untuk pembentukan gigi susu dan gigi tetap. "Yang perlu diingat di anak-anak itu bukan hanya gigi susu tetapi ada gigi tetap sehingga gigi susunya ada 20, gigi tetapnya ada 32. Bayangkan kalau di gigi dewasa itu cuma 32, di gigi anak-anak itu ada 52, sehingga pemberian fluoride itu sangat penting," tambah drg. Aliyah.
Pentingnya Fluoride dan Teknik Membersihkan Gigi Anak
Terkait penggunaan pasta gigi ber-fluoride, drg. Aliyah meluruskan kesalahpahaman umum tentang fluoride yang tertelan. Ia menjelaskan bahwa fluoride harus tertelan agar efektif melindungi gigi. "Soal tertelan, yang sering miskomunikasi di antara para orang tua adalah tidak boleh tertelan. Semua fluoride itu harus tertelan memang, ada tagline-nya 'spit don't rinse' yaitu meludah jangan dikumur. Jadi biasakan anak-anak itu untuk meludah tetapi jangan berkumur. Kenapa? agar fluoride-nya tetap melekat di gigi sehingga bisa berfungsi dengan baik," jelasnya.
Dengan demikian, menjaga kebersihan mulut anak sejak dini merupakan kunci utama untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Mitos tentang tumbuh gigi yang menyebabkan demam perlu diluruskan agar orang tua dapat memberikan perawatan yang tepat dan efektif bagi anak-anak mereka.
Kesimpulannya, memperkenalkan kebiasaan membersihkan mulut dan gigi sejak bayi, menggunakan teknik yang tepat dan pasta gigi yang mengandung fluoride, sangat penting untuk kesehatan gigi dan mulut anak di masa depan. Hal ini juga akan membantu mencegah berbagai masalah kesehatan yang sering dikaitkan secara keliru dengan proses tumbuh gigi.