1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. NGAKAK

Salut, Kisah Petugas TPS Tolak Aksi 'Serangan Fajar'

Penulis : Ronz

18 April 2019 12:13

Bagi penerimanya, serangan fajar ini tentu terasa menguntungkan.

Planet Merdeka - Istilah serangan fajar sering muncul menjelang pemilihan umum. Istilah tersebut selalu identik dengan kampanye hitam (Black Campaign).

Dalam aksi 'Serangan Fajar', biasanya sejumlah calon memberikan sejumlah 'Logistik' kepada calon pemilih agar bisa memilih dirinya.

Biasanya para calon akan menyasar orang-orang yang bingung sebagai target ataupun belum memiliki pilihan. Bagi penerimanya, serangan fajar ini tentu terasa menguntungkan.

Mereka yang memiliki suara tapi bingung untuk menentukan akan menerima amplop itu dengan tangan terbuka. Daripada bingung memilih satu dari puluhan daftar caleg di surat suara, mending memilih yang mau memberikan uang.

uma kaum milenial yang notabene memiliki edukasi soal kampanye hitam, tapi orang-orang tua sekalipun kini tak mau suaranya dibayar dengan serangan fajar oleh para caleg.

Seperti halnya kisah pria yang bertugas sebagai petugas keamanan yang satu ini. Hal ini diceritakan oleh sang anak, Agus Mulyadi, bahwa ayahnya termasuk sosok yang suaranya kerap dibeli oleh para caleg.

2 dari 2 halaman

Ayah Agus yang juga petugas TPS ini tak mau suaranya hanya dihargai seamplop serangan fajar.

Di pemilu sebelumnya, Agus mengatakan bahwa ayahnya yang bernama Trimo Mulgiyanto ini hampir selalu mencoblos caleg yang memberikannya uang serangan fajar.

Namun di pemilu 2019 kali ini, Ayah Agus yang juga petugas TPS ini tak mau suaranya hanya dihargai seamplop serangan fajar.

Ia memilih untuk menolak dan juga tidak mau lagi menerima kampanye hitam dari para caleg. Ia pun bertugas mengamankan suaranya untuk memilih berdasarkan pilihannya sendiri.

“Saya yang mendengar cerita tersebut tentu saja langsung prengas-prenges. Lelaki bernama Trimo Mulgiyanto ini, pagi ini, bukan hanya mengamankan TPS, tapi juga mengamankan suara, harga diri, dan mertabatnya,” ungkap Agus Mulyadi dalam unggahannya.

Aksi sang ayah untuk bersikap netral itu tentu saja disambut baik oleh sang anak. Terlebih Pak Trimo ini diceritakan bahwa ia sudah memiliki pilihan, tidak ragu dan goyah atas pilihannya itu.


“Lelaki bernama Trimo Mulgiyanto ini, pagi ini, bukan hanya mengamankan TPS, tapi juga mengamankan suara, harga diri, dan mertabatnya. Hari ini, saya tak peduli, siapa politisi yang bakal menang, sebab saya sudah punya pemenang sendiri. Tanpa survei, tanpa penghitungan suara,” ujar Agus.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya