Pesona Budaya Bali Sambut Atlet Piala Dunia Panjat Tebing 2025
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) hadirkan atraksi budaya Bali dalam final Piala Dunia Panjat Tebing 2025, semarakkan gelaran internasional di Nusa Dua.

Nusa Dua, Bali, 4 Mei 2025 - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sukses menyuguhkan atraksi budaya Bali yang memukau para atlet dan ofisial dalam rangkaian final disiplin lead putra dan putri seri ketiga Piala Dunia Panjat Tebing 2025. Acara yang berlangsung di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali ini berhasil memadukan semangat kompetisi olahraga internasional dengan keindahan seni dan budaya lokal. Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid, berharap momen ini dapat memberikan inspirasi harmoni antara budaya dan modernitas bagi seluruh peserta.
Atraksi budaya tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari penyelenggaraan Piala Dunia Panjat Tebing. Pertunjukan tari tradisional Bali yang memukau, diiringi gamelan yang merdu, berhasil menghibur para atlet, ofisial, dan penonton. Tarian Oleg Tamulilingan, yang menceritakan kisah cinta kasih sepasang kumbang, menjadi salah satu sajian utama. Gerakan dinamis para penari, diiringi tempo gamelan yang cepat dan nyaring, menciptakan suasana meriah dan penuh energi positif.
Selain Oleg Tamulilingan, para penonton juga dimanjakan dengan Tari Selat Segara sebagai tari penyambutan dan cuplikan Tari Kecak, yang menceritakan kisah epik Ramayana. Uniknya, Ketua Umum FPTI Yenny Wahid, Wakil Presiden IFSC Kobinata Toru, dan Wakil Ketua Bidang Panjat Tebing Alam dan Rekreasi FPTI Rocky Gerung ikut serta naik panggung dan menarikan Tari Kecak, menunjukkan keakraban dan apresiasi terhadap budaya lokal.
Final Menentukan Piala Dunia Panjat Tebing
Babak final disiplin lead putra dimulai pukul 20.30 WITA, disusul final lead putri pada pukul 21.30 WITA. Sorotan tertuju pada atlet Indonesia, Muhammad Rizky Syahrafli Simatupang, yang berhasil melaju ke babak final lead putra dengan skor 33, menempati peringkat ketujuh dari delapan finalis. Ia akan bersaing ketat dengan atlet-atlet papan atas dunia, termasuk Alberto Gines Lopez (Spanyol), Neo Suzuki dan Shion Omata serta Satone Yoshida (Jepang), Dohyun Lee (Korea Selatan), Yannick Flohe (Jerman), dan Max Bertone (Prancis).
Sayangnya, Indonesia tidak memiliki wakil di final lead putri. Para atlet putri yang berlaga di babak final antara lain Erin McNeice (Britania Raya), Chaehyun Seo (Korea Selatan), Mori Ai (Jepang), Laura Rogora (Italia), Flora Oblasser (Austria), Rosa Rekar dan Mia Krampl (Slovakia), serta Mackenzie Oceania (Australia).
Kompetisi ini berjalan dengan sangat ketat dan menegangkan. Para atlet menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam menaklukkan jalur panjat yang menantang. Keberhasilan atlet Indonesia, Rizky Simatupang, untuk mencapai babak final merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia.
Suksesnya Perpaduan Budaya dan Olahraga Internasional
Penyelenggaraan Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali tidak hanya menampilkan persaingan atlet kelas dunia, tetapi juga memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Atraksi budaya Bali yang disuguhkan FPTI memberikan warna tersendiri bagi ajang internasional ini, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para atlet dan penonton. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga dan budaya dapat bersinergi untuk mempromosikan Indonesia di mata dunia.
Keberhasilan FPTI dalam menggabungkan atraksi budaya Bali dengan pertandingan bergengsi ini patut diapresiasi. Semoga langkah ini dapat menginspirasi penyelenggaraan event olahraga lainnya untuk lebih memperhatikan dan melibatkan unsur budaya lokal, sehingga dapat memperkaya pengalaman dan memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian daerah.
Selain itu, partisipasi aktif dari para pejabat FPTI dalam atraksi budaya menunjukkan komitmen dan dukungan terhadap pelestarian budaya Indonesia. Hal ini menjadi contoh yang baik bagi organisasi olahraga lainnya untuk turut serta dalam melestarikan dan mempromosikan budaya lokal.