ASN Kudus Dibekali Keahlian Kewirausahaan Jelang Pensiun
Pemerintah Kabupaten Kudus melatih ASN yang akan pensiun dengan keahlian kewirausahaan agar tetap produktif dan bermanfaat bagi masyarakat setelah masa dinas berakhir.
Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengambil langkah proaktif dalam mempersiapkan masa pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan memberikan pelatihan kewirausahaan. Hal ini bertujuan untuk membantu para ASN beradaptasi dengan kehidupan setelah masa kerja mereka berakhir dan tetap berkontribusi bagi masyarakat. Pelatihan ini diadakan bekerja sama dengan lembaga perbankan, seperti Bank Jateng dan Bank Mandiri Taspen, dan difokuskan pada bidang-bidang yang diminati para ASN, seperti hortikultura, peternakan, dan perikanan.
"Bekal keahlian tersebut memang penting, dengan menyesuaikan minat dan bakat dari masing-masing ASN," kata Penjabat Bupati Kudus Herda Helmijaya. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan, tetapi juga pendampingan psikologis untuk membantu para ASN dalam transisi karir. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memastikan para pensiunan tetap aktif dan produktif setelah masa pensiun.
Inisiatif ini dijalankan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kudus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas para ASN setelah pensiun, sehingga mereka dapat tetap berkontribusi positif bagi masyarakat. Bahkan, program ini juga berupaya membantu para ASN dalam hal permodalan usaha, bekerja sama dengan lembaga perbankan dan swalayan grosir.
Membekali ASN Menuju Masa Purna Bakti yang Produktif
Pelatihan kewirausahaan yang diberikan kepada ASN Kudus menjelang pensiun dirancang untuk membekali mereka dengan keterampilan praktis dan pengetahuan bisnis yang dibutuhkan. Materi pelatihan disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing ASN, sehingga diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan usaha mereka setelah pensiun. Hal ini penting karena transisi dari pekerja formal ke wirausahawan membutuhkan adaptasi dan persiapan yang matang.
Salah satu fokus pelatihan adalah pada sektor pertanian, khususnya hortikultura, peternakan, dan perikanan. Pembicara dari Dinas Pertanian dan Pangan dilibatkan untuk memberikan materi yang relevan dan praktis. Selain itu, pelatihan juga mencakup aspek permodalan, dengan kerja sama yang telah dijalin dengan lembaga perbankan. Skema pinjaman yang ditawarkan dirancang untuk mendukung kelangsungan usaha para ASN setelah pensiun.
Kerja sama dengan swalayan grosir juga menjadi bagian penting dari program ini. Kerja sama ini bertujuan untuk membantu para ASN yang ingin membuka toko klontong dengan menyediakan akses suplai barang. Dengan demikian, para ASN dapat memulai usaha mereka dengan lebih mudah dan mengurangi risiko kegagalan usaha.
Pendampingan psikologis juga menjadi bagian integral dari program ini. Transisi dari ASN menjadi wirausahawan dapat menimbulkan tantangan psikologis, sehingga pendampingan ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada para ASN dalam menghadapi perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung kesejahteraan para ASN, tidak hanya selama masa kerja, tetapi juga setelah masa pensiun.
Dukungan Perbankan dan Swasta
Pemerintah Kabupaten Kudus telah menjalin kerja sama dengan Bank Jateng dan Bank Mandiri Taspen dalam memberikan pelatihan kewirausahaan kepada ASN. Kedua bank tersebut berperan dalam memberikan pelatihan perencanaan keuangan dan akses permodalan bagi para ASN yang ingin memulai usaha. Kerja sama ini menunjukkan komitmen sektor perbankan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para ASN.
Selain kerja sama dengan perbankan, Pemerintah Kabupaten Kudus juga telah menjalin kerja sama dengan swalayan grosir. Kerja sama ini memberikan akses bagi para ASN untuk mendapatkan pasokan barang dagangan dengan harga yang kompetitif. Dengan demikian, para ASN dapat memulai usaha mereka dengan modal yang lebih terjangkau dan mengurangi risiko kegagalan usaha.
Program ini juga mempertimbangkan jumlah ASN yang akan pensiun. Selama Januari hingga Februari 2025, sebanyak 75 ASN akan memasuki masa pensiun, dan diperkirakan 25 ASN lagi akan pensiun pada Maret 2025. Dengan jumlah tersebut, program pelatihan kewirausahaan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi para ASN yang akan memasuki masa pensiun.
Dengan adanya pelatihan kewirausahaan ini, diharapkan para ASN di Kudus dapat menjalani masa pensiun dengan lebih produktif dan bermakna. Mereka tidak hanya dapat menambah penghasilan, tetapi juga dapat berkontribusi bagi masyarakat melalui usaha yang mereka rintis. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan para ASN, baik selama masa kerja maupun setelah masa pensiun.