BMKG Catat Tsunami Sarmi Papua Capai 19 CM, Ternyata Dipicu Gempa Rusia
BMKG mengonfirmasi deteksi gelombang Tsunami Sarmi Papua setinggi 19 cm di Pelabuhan Sarmi, Papua. Gelombang ini dipicu gempa kuat di lepas pantai Rusia, waspada!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi deteksi gelombang tsunami di Pelabuhan Sarmi, Papua, pada Rabu sore. Gelombang ini, yang tercatat setinggi 19 sentimeter, merupakan dampak dari gempa bumi kuat yang berpusat di lepas pantai Rusia.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa deteksi ini memvalidasi bahwa gelombang tsunami yang dipicu gempa jauh tersebut telah mencapai wilayah Indonesia. BMKG segera mengeluarkan peringatan dini dan mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap waspada.
Peringatan ini secara khusus ditujukan bagi masyarakat di Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Masyarakat diimbau untuk menghindari area pantai hingga BMKG secara resmi mencabut status peringatan dini tsunami.
Deteksi dan Peringatan Dini Gelombang Tsunami
Gelombang tsunami setinggi 19 sentimeter berhasil terdeteksi oleh alat pengukur tsunami di Pelabuhan Sarmi, Papua. Deteksi ini terjadi pada Rabu sore, mengonfirmasi dampak dari gempa bumi yang berpusat di Samudra Pasifik.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk 10 wilayah di Indonesia bagian timur, dengan perkiraan ketinggian gelombang di bawah 50 sentimeter. Waktu kedatangan gelombang tsunami di Sarmi diperkirakan pada pukul 16.30 WIT.
Meskipun gelombang yang terdeteksi relatif kecil, BMKG menekankan bahwa gelombang tsunami pertama mungkin bukan yang terkuat. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak aman minimal satu kilometer dari garis pantai hingga peringatan resmi dicabut.
Koordinasi intensif terus dilakukan antara BMKG dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), otoritas lokal, TNI, dan Polri. Upaya ini bertujuan untuk memastikan informasi tersampaikan dengan baik kepada publik dan proses evakuasi berjalan lancar demi keselamatan warga.
Sumber Gempa dan Mekanisme Pemicu Tsunami
Tim pemantau gempa bumi dan tsunami BMKG melaporkan bahwa pusat gempa pemicu tsunami ini terletak pada koordinat 52.51 derajat Lintang Utara dan 160.26 derajat Bujur Timur. Gempa tersebut memiliki kedalaman 18 kilometer.
Gempa ini disebabkan oleh mekanisme sesar naik atau thrust fault, yang merupakan karakteristik dari subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka. Lokasi ini berada di lepas pantai Rusia, di Samudra Pasifik.
Hingga Rabu pagi, BMKG mencatat adanya tujuh gempa susulan setelah gempa utama. Gempa susulan terbesar berkekuatan 6.9 magnitudo, sementara yang terkecil tercatat 5.4 magnitudo.
Menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC), gempa ini juga berpotensi memicu tsunami di berbagai wilayah lain di Pasifik. Wilayah tersebut meliputi Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam, menunjukkan skala dampak yang luas.
Dampak Regional dan Langkah Antisipasi
Pengukuran gelombang tsunami dan permukaan laut di Pasifik menunjukkan variasi ketinggian gelombang di beberapa lokasi. Misalnya, di Kusiro, Jepang, tercatat 39 sentimeter, di Hanasaki, Jepang, 31 sentimeter, dan di Kamchatka, Rusia, mencapai 84 sentimeter.
Perbedaan ketinggian ini menunjukkan kompleksitas penyebaran gelombang tsunami di lautan luas. BMKG terus memantau data dari berbagai stasiun pengukur untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.
Pemerintah daerah dan aparat keamanan di wilayah terdampak telah diinstruksikan untuk siaga penuh. Langkah-langkah antisipasi meliputi penyebaran informasi, persiapan jalur evakuasi, dan penyiapan tempat pengungsian jika diperlukan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan otoritas terkait. Jangan mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi kebenarannya untuk menghindari kepanikan.