BNPB Tanamkan Kesiapsiagaan Bencana pada Anak Usia Dini Lewat Lomba Mewarnai
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) edukasi anak-anak di NTB tentang kesiapsiagaan bencana melalui lomba mewarnai bertema gempa bumi dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berhasil menanamkan nilai-nilai penting kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak usia dini di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini dilakukan melalui sebuah lomba mewarnai dengan tema "Kesiapsiagaan Menghadapi Gempabumi", yang diselenggarakan pada Minggu (27/4) di Kantor Gubernur NTB, Kota Mataram, sebagai bagian dari rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025. Sebanyak 200 anak dari TK dan PAUD berpartisipasi aktif dalam acara ini, menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana sejak usia dini.
Lomba mewarnai ini bukan sekadar kegiatan rekreatif, melainkan sebuah metode edukasi kreatif yang efektif. Anak-anak diberikan waktu satu jam untuk menuangkan kreativitas mereka dalam bentuk gambar yang menggambarkan situasi saat terjadi gempa bumi. Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi, menjelaskan bahwa edukasi sejak dini sangat krusial agar anak-anak memiliki pemahaman dasar tentang langkah-langkah yang harus diambil ketika menghadapi situasi darurat. NTB sendiri memiliki sejarah bencana gempa bumi yang signifikan, sehingga edukasi ini sangat relevan dan penting.
Pemilihan metode lomba mewarnai didasarkan pada pemahaman bahwa pendekatan kreatif lebih mudah diterima dan diingat oleh anak-anak. Dengan cara ini, materi kesiapsiagaan bencana disampaikan secara menyenangkan dan efektif. Selain lomba mewarnai, acara juga dilengkapi dengan kuis berhadiah untuk memperkuat pengetahuan dasar tentang bencana secara interaktif, membuat kegiatan ini semakin menarik dan berkesan bagi para peserta.
Edukasi Bencana Sejak Usia Dini: Langkah Penting Menuju NTB yang Lebih Tangguh
Prasinta Dewi menekankan pentingnya edukasi kesiapsiagaan bencana sejak usia dini. Ia menyatakan bahwa "Edukasi kesiapsiagaan bencana harus dimulai sejak usia dini agar anak-anak memiliki pemahaman dasar tentang langkah yang harus diambil saat menghadapi situasi darurat." Hal ini didasari oleh pengalaman NTB yang pernah dilanda gempa bumi dahsyat pada tahun 2018. Gempa berkekuatan 7,0 magnitudo tersebut mengakibatkan dampak yang sangat signifikan, termasuk korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang cukup besar.
Data BNPB mencatat sekitar 20 orang meninggal dunia, 400 orang luka-luka, dan sedikitnya 10.062 bangunan rumah rusak akibat gempa tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran tentang kesiapsiagaan bencana menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa mendatang. Dengan memahami langkah-langkah keselamatan sejak dini, anak-anak dapat lebih siap menghadapi situasi darurat dan melindungi diri mereka sendiri.
Lomba mewarnai ini terbukti menjadi media edukasi yang efektif dan menyenangkan. Anak-anak dapat mengekspresikan pemahaman mereka tentang kesiapsiagaan bencana melalui karya seni mereka. Metode ini juga membantu menanamkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana sejak usia dini, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana.
BNPB memberikan enam hadiah untuk masing-masing kategori TK dan PAUD sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan kreativitas para peserta. Hal ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak untuk terus belajar dan berpartisipasi aktif dalam upaya membangun budaya sadar risiko.
Membangun Budaya Sadar Risiko dan Ketahanan Keluarga
Kegiatan lomba mewarnai ini diharapkan dapat mendorong keterlibatan aktif anak-anak dalam membangun budaya sadar risiko. Dengan memahami bahaya bencana dan langkah-langkah pencegahannya, anak-anak dapat menjadi agen perubahan di lingkungan keluarga dan komunitas mereka. Mereka dapat menularkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana kepada orang tua, saudara, dan teman-teman mereka.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga dan komunitas dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan adanya pemahaman dan kesiapsiagaan yang baik, keluarga dan komunitas dapat lebih efektif dalam menghadapi dan mengatasi dampak bencana. Hal ini akan mengurangi kerugian dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana.
BNPB berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di berbagai daerah di Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak sejak usia dini. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan bencana di masa depan. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih aman dan resilient terhadap bencana.
Melalui pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, BNPB berhasil menanamkan pemahaman penting tentang kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak di NTB. Kegiatan ini bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam membangun budaya sadar risiko dan ketahanan komunitas dalam menghadapi ancaman bencana di masa mendatang.