DLH Kotim Optimalkan TPA Atasi Penumpukan Sampah di Sampit
Dinas Lingkungan Hidup Kotim optimalkan seluruh areal TPA di Jalan Jenderal Sudirman Km 14 Sampit untuk mengatasi penumpukan sampah lebih dari 100 ton per hari yang melebihi kapasitas angkut.
Sampit, Kalimantan Tengah, 1 Mei 2024 - Penumpukan sampah di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Lebih dari 100 ton sampah rumah tangga dihasilkan setiap harinya, sementara kapasitas pengangkutan sampah hanya mencapai 80-83 ton. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim mengambil langkah strategis dengan mengoptimalkan seluruh areal Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jalan Jenderal Sudirman Km 14.
Pelaksana Tugas Kepala DLH Kotim, Marjuki, menjelaskan bahwa solusi jangka pendek yang diterapkan adalah mengaktifkan semua landfield di area TPA. Hal ini bertujuan untuk mengatasi penumpukan sampah di berbagai depo yang tersebar di Sampit agar dapat diproses dalam satu hari. "Rencana penanganan sampah di TPA Jalan Jenderal Sudirman Km 14 untuk jangka pendek yaitu dengan mengaktifkan semua landfied ada area TAP (tempat pemrosesan akhir) agar penumpukan di depo-depo bisa teratasi dalam satu hari," ungkap Marjuki dalam keterangannya di Sampit, Kamis.
Marjuki mengakui adanya sejumlah kendala dalam pengelolaan sampah di Kotim, khususnya di Sampit. Selain keterbatasan personel dan armada pengangkut sampah, pemrosesan akhir di TPA juga menjadi tantangan. Terdapat delapan depo sampah di Sampit yang sampahnya kemudian diangkut ke TPA Jalan Jenderal Sudirman Km 14. Luas area TPA sekitar 68 hektare, terdiri dari beberapa blok, namun akses jalan yang rusak akibat musim hujan menjadi kendala operasional.
Optimalisasi Area TPA dan Solusi Jangka Panjang
DLH Kotim berupaya melakukan penataan di area TPA untuk mempercepat proses pembuangan sampah dari depo. Dengan demikian, diharapkan pengangkutan sampah dapat dioptimalkan dan penumpukan di depo dapat dihindari. "Penataan di TPA dilakukan dengan harapan bisa mempercepat proses pembuangan sampah yang diangkut dari depo. Dengan demikian, pengangkutan sampah diharapkan bisa lebih dioptimalkan lagi sehingga tidak sampai menumpuk di depo sampah," jelas Marjuki.
Proses pemrosesan akhir sampah di TPA saat ini dilakukan dengan cara pemadatan dan penimbunan tanah. Metode ini diterapkan sebagai solusi jangka pendek. Namun, DLH Kotim juga tengah berupaya mencari solusi jangka panjang dengan menggandeng pihak swasta untuk pengelolaan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah di Kotim.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, DLH Kotim tetap berkomitmen untuk menangani masalah sampah. "Penanganan sampah ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Meskipun dengan keterbatasan personel dan armada, DLH terus berupaya semaksimal mungkin menangani sampah. Petugas terus bekerja, bahkan pada hari libur," tegas Marjuki.
Infrastruktur dan Tantangan Ke Depan
Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan sampah di Kotim adalah infrastruktur TPA yang terdampak musim hujan. Jalan akses yang rusak menyulitkan truk pengangkut sampah untuk menjangkau seluruh area TPA. Perbaikan infrastruktur TPA menjadi prioritas untuk memastikan kelancaran operasional. Selain itu, peningkatan jumlah armada dan personel juga diperlukan untuk mengatasi kapasitas pengangkutan sampah yang masih terbatas.
Ke depannya, kolaborasi dengan pihak swasta diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang terintegrasi, mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan dan pemanfaatan, akan menjadi kunci dalam mengatasi masalah penumpukan sampah di Sampit. Dengan demikian, diharapkan kualitas lingkungan di Kotim dapat terus ditingkatkan.
Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Kampanye edukasi dan sosialisasi yang intensif dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi volume sampah dan memilah sampah dari rumah.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan masalah penumpukan sampah di Sampit dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan. Komitmen pemerintah daerah dan kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang optimal dan ramah lingkungan.