Fakta Menarik 20% APBN: Komisi X DPR Sebut Pidato Prabowo Peta Jalan Konkret Kebijakan Pendidikan Prabowo
Wakil Ketua Komisi X DPR RI menilai pidato Presiden Prabowo Subianto adalah peta jalan konkret untuk memajukan Kebijakan Pendidikan Prabowo di Indonesia. Simak detailnya!
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, memberikan apresiasi tinggi terhadap pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto. Pidato tersebut disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Jakarta. Lalu Hadrian Irfani menilai pidato ini sebagai peta jalan yang konkret dan visioner untuk memajukan sektor pendidikan di Tanah Air.
Menurut Lalu, substansi pidato Presiden Prabowo secara mendalam menyentuh inti pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Pidato tersebut bukan sekadar berisi janji, melainkan sebuah blueprint yang jelas untuk perbaikan pendidikan.
Komisi X DPR RI melihat bahwa visi yang disampaikan presiden sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Fokus pada peningkatan kualitas dan pemerataan akses menjadi sorotan utama. Hal ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi masa depan pendidikan nasional.
Anggaran Pendidikan dan Kesejahteraan Guru
Lalu Hadrian Irfani menyambut antusias komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bagi sektor pendidikan. Alokasi anggaran sebesar ini menunjukkan keseriusan negara dalam memprioritaskan pendidikan. Peningkatan signifikan kesejahteraan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) juga menjadi bagian penting dari komitmen ini.
Selain guru ASN, pidato presiden juga menyoroti pemberian tunjangan yang layak bagi guru non-ASN. Lalu menegaskan bahwa guru yang sejahtera merupakan fondasi utama bagi terciptanya pendidikan yang bermutu. Komisi X DPR RI akan memastikan kebijakan mulia ini diimplementasikan secara tepat dan transparan.
Implementasi kebijakan ini diharapkan dapat menjangkau seluruh guru, termasuk mereka yang berada di pelosok daerah seperti Lombok dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dukungan terhadap kesejahteraan guru adalah investasi jangka panjang. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas pengajaran dan motivasi para pendidik di seluruh Indonesia.
Revitalisasi Infrastruktur dan Pemerataan Akses
Program revitalisasi besar-besaran terhadap 13.800 sekolah dan 1.400 madrasah dinilai sebagai lompatan besar dalam pemerataan akses pendidikan berkualitas. Inisiatif ini juga mencakup distribusi 288.000 layar pintar hingga ke daerah terpencil. Langkah ini diharapkan dapat menjawab kesenjangan infrastruktur dan teknologi yang selama ini menghambat anak-anak di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Distribusi massal layar pintar akan membuka cakrawala ilmu pengetahuan seluas-luasnya bagi generasi muda Indonesia. Akses terhadap teknologi modern menjadi krusial dalam menghadapi tantangan era digital. Program ini merupakan upaya nyata untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses sumber belajar.
Komisi X DPR RI mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengatasi disparitas pendidikan. Pemerataan akses adalah kunci untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Inisiatif ini akan mempercepat transformasi pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggul Garuda
Pembangunan 100 Sekolah Rakyat dan rencana penambahan 300 unit berikutnya merupakan wujud nyata keadilan sosial dalam pendidikan. Sekolah Rakyat hadir untuk memastikan anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak. Ini adalah investasi penting untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Selain itu, Lalu Hadrian Irfani juga optimistis dengan pencanangan pembangunan 20 Sekolah Unggul Garuda, 80 Sekolah Unggul Garuda Transformasi, serta SMA Taruna Nusantara Terintegrasi di seluruh pelosok negeri. Program-program ini dirancang untuk mencetak calon pemimpin masa depan yang cerdas, berkarakter kuat, dan cinta Tanah Air.
Integrasi nilai kebangsaan, kepemimpinan, dan penguasaan teknologi di sekolah-sekolah unggulan ini sangat strategis. Komisi X DPR RI mendukung penuh dan mendorong agar NTB dapat menjadi salah satu lokasi pengembangan pusat keunggulan pendidikan nasional ini. Kebijakan ini diharapkan dapat melahirkan generasi emas Indonesia.