Fakta Menarik: Ekonomi Kreatif Indonesia Tumbuh 89% dalam 11 Tahun, Serap Jutaan Tenaga Kerja
Ekonomi kreatif di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan selama 11 tahun terakhir, dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja dan kontribusi nilai tambah yang fantastis.
Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia telah menunjukkan angka yang sangat signifikan. Data ini mencakup kurun waktu dari tahun 2013 hingga 2024, menandai lebih dari satu dekade perkembangan pesat sektor ini. Staf Ahli Menteri Ekonomi Kreatif bidang Sistem Pemasaran dan Infrastruktur, Septriana Tangkary, menyampaikan informasi ini di Kota Padang, Sumatera Barat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Septriana Tangkary dalam sebuah kuliah umum Menteri Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Padang (UNP). Acara ini menjadi wadah penting untuk memaparkan capaian serta strategi ke depan bagi pengembangan ekonomi kreatif nasional. Sektor ini kini semakin diakui sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia.
Merujuk pada data yang dirilis Kemenkraf, penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif melonjak drastis. Pada tahun 2013, jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 14 juta orang, dan angka ini meningkat menjadi 26,47 juta jiwa pada tahun 2024. Peningkatan ini merepresentasikan pertumbuhan sekitar 89% dalam kurun waktu 11 tahun, menunjukkan kapasitas sektor ini dalam menciptakan lapangan kerja.
Peningkatan Signifikan dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Kontribusi Ekonomi
Sektor ekonomi kreatif di Indonesia telah menunjukkan performa luar biasa dalam satu dekade terakhir. Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator utama keberhasilan ini. Dari 14 juta orang pada tahun 2013, jumlahnya melesat menjadi 26,47 juta jiwa pada tahun 2024.
Kenaikan signifikan sebesar 89% ini membuktikan kemampuan ekonomi kreatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, kontribusi nilai tambah sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga sangat impresif. Pada tahun 2013, nilai tambah tercatat Rp700 triliun.
Angka tersebut kemudian naik menjadi Rp1.532 triliun pada tahun 2024, merepresentasikan peningkatan sebesar 119%. Tidak hanya itu, nilai ekspor produk kreatif juga mengalami pertumbuhan positif. Dari 15 miliar dolar AS, ekspor meningkat menjadi 25,10 miliar dolar AS, atau tumbuh 67% dalam periode yang sama.
Strategi Pengembangan dan Pemetaan Provinsi Prioritas Ekonomi Kreatif
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ini, Kementerian Ekonomi Kreatif telah merancang strategi pengembangan jangka panjang. Salah satu langkah konkret adalah pemetaan 15 provinsi yang ditetapkan sebagai daerah prioritas. Pemilihan ini bertujuan untuk memacu percepatan pengembangan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Provinsi-provinsi yang menjadi fokus pengembangan meliputi:
- Provinsi Aceh
- Provinsi Sumatera Barat
- Kepulauan Riau
- Sumatera Utara
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Daerah Istimewa Yogyakarta
- Bali
- Jawa Timur
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Selatan
- Maluku
- Provinsi Papua
Kemenkraf akan melakukan berbagai intervensi untuk mendukung provinsi-provinsi ini. Intervensi tersebut mencakup penguatan data untuk mengukur dampak kebijakan secara berkelanjutan. Selain itu, dukungan penguatan kelembagaan serta pembangunan infrastruktur ruang kreatif juga menjadi prioritas.
Pembangunan ini akan didukung dengan aktivasi pengembangan talenta dan inkubasi produk unggulan. Pemilihan provinsi prioritas ini dilakukan oleh Bappenas. Kriteria yang digunakan meliputi PDRB ekonomi kreatif, skor digital competitiveness index, keberadaan universitas dengan program STEAM, lokasi kabupaten/kota kreatif, indeks pembangunan kebudayaan, dan indeks inklusi keuangan.