Fakta Menarik! Koperasi Merah Putih Mojokerto Jadi Penggerak Ekonomi Warga, Omzet Tembus Ratusan Juta
Pemerintah Kota Mojokerto menjadikan Koperasi Merah Putih (KMP) sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat. Simak bagaimana KMP mampu mencapai omzet fantastis dan memperkuat ketahanan pangan.
Pemerintah Kota Mojokerto, melalui Wali Kota Ika Puspitasari, menetapkan Koperasi Merah Putih (KMP) sebagai motor penggerak ekonomi warga. Kebijakan ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan dan mempercepat transformasi ekonomi berbasis kolektivitas di wilayah tersebut.
Pembentukan KMP merupakan amanah Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Pendirian Koperasi Desa/Kelurahan. Di Kota Mojokerto, 18 KMP telah terbentuk dan diluncurkan serentak bersama 81 ribu KMP se-Indonesia pada 14 Juli 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto.
Wali Kota Ika Puspitasari, yang akrab disapa Ning Ita, menekankan semangat KMP adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kunjungan ke KMP Kelurahan Surodinawan pada Senin (11/8) menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung inisiatif ekonomi kerakyatan ini.
Landasan dan Filosofi Koperasi Merah Putih
Koperasi Merah Putih didirikan sebagai respons terhadap Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Inpres ini menggarisbawahi pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. Tujuannya jelas, yakni memberdayakan masyarakat secara kolektif.
Ning Ita menjelaskan bahwa filosofi KMP berpusat pada prinsip "dari, oleh, dan untuk masyarakat". Prinsip ini memastikan bahwa seluruh aktivitas dan keuntungan koperasi kembali kepada anggotanya. Model ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian ekonomi.
Fokus utama KMP adalah memperkuat ketahanan pangan lokal serta mempercepat transformasi ekonomi. Dengan mengandalkan potensi lokal, KMP diharapkan mampu menciptakan nilai tambah. Ini juga dapat membuka peluang kerja sama antar-KMP di berbagai daerah.
Strategi Pengembangan dan Keberhasilan KMP di Mojokerto
Keberhasilan koperasi sangat bergantung pada kepemimpinan yang gesit dan visioner. Wali Kota Ika Puspitasari mencontohkan KMP Kelurahan Miji yang berhasil meraih omzet lebih dari Rp100 juta dalam waktu kurang dari sebulan. Ini menunjukkan potensi besar KMP dalam menggerakkan perekonomian.
Untuk KMP Surodinawan, Ning Ita mendorong perluasan bisnis agar tidak hanya fokus pada kebutuhan pokok. Layanan antar langsung ke rumah warga menjadi salah satu inovasi yang disarankan. Ini bertujuan meningkatkan jangkauan dan pelayanan kepada anggota.
Wali Kota juga meminta Ketua RW, RT, PKK, dan tokoh masyarakat aktif mengajak warga menjadi anggota koperasi. Berbelanja di KMP sangat dianjurkan agar keuntungan kembali kepada masyarakat. Partisipasi aktif anggota menjadi kunci utama keberlanjutan koperasi.
Dampak dan Sinergi Koperasi Merah Putih bagi Ekonomi Rakyat
Tujuan utama KMP, sesuai Inpres Nomor 9 Tahun 2025, adalah memastikan kekuatan ekonomi berada di tangan masyarakat. Ini adalah langkah strategis untuk mengurangi dominasi pemodal besar. Semakin banyak anggota, semakin kuat pula perekonomian rakyat.
Selain KMP di setiap kelurahan, Kota Mojokerto juga memiliki KMP Pasar Hewan Sekarputih. KMP ini telah menjalin kerja sama dengan KMP di Surabaya untuk suplai ayam dan bebek. Sinergi antar-KMP menunjukkan potensi kolaborasi yang luas.
Kehadiran KMP di berbagai sektor, termasuk pasar hewan, memperlihatkan diversifikasi bisnis. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok lokal. Namun juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih tangguh dan inklusif di Kota Mojokerto.