LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Fakta Mengejutkan: Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Kunci Tekanan Darah Stabil, Kadinkes Gorontalo Imbau Pasien Prolanis

Kadinkes Gorontalo menekankan pentingnya kepatuhan minum obat hipertensi bagi pasien prolanis. Sebuah studi mengungkap korelasi kuat antara kepatuhan dan tekanan darah. Seberapa pentingkah?

Minggu, 10 Agu 2025 21:14:00
konten ai
Kadinkes Gorontalo menekankan pentingnya kepatuhan minum obat hipertensi bagi pasien prolanis. Sebuah studi mengungkap korelasi kuat antara kepatuhan dan tekanan darah. Seberapa pentingkah? (©Planet Merdeka)
Advertisement

Gorontalo, sebuah provinsi di ujung utara Pulau Sulawesi, kembali menyoroti pentingnya kesehatan masyarakat, khususnya bagi para penderita penyakit kronis. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Gorontalo, dr. Anang S. Otoluwa, baru-baru ini mengeluarkan imbauan tegas. Beliau meminta agar pasien program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) menunjukkan kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan.

Imbauan tersebut disampaikan Anang setelah menghadiri paparan hasil penelitian. Penelitian ini mengkaji hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat anti hipertensi dan tekanan darah pada lanjut usia (lansia). Lokasi penelitian berada di wilayah Puskesmas Tibawa, Kabupaten Gorontalo, menunjukkan fokus pada data lokal yang relevan.

Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi serius. Kepatuhan minum obat hipertensi menjadi krusial. Temuan penelitian memperkuat urgensi tindakan ini, memberikan dasar ilmiah yang kuat bagi imbauan Kadinkes.

Advertisement

Hasil Penelitian Ungkap Korelasi Kritis Kepatuhan Obat dan Tekanan Darah

Penelitian yang menjadi dasar imbauan Kadinkes Gorontalo ini merupakan hasil kerja keras para peserta Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Dewi Fortuna Ramadhanty Shamin dan Lorensiana Toding Padang adalah dua peneliti yang berhasil menyajikan data komprehensif. Mereka melakukan studi di Puskesmas Tibawa, memberikan gambaran nyata kondisi di lapangan.

Data penelitian menunjukkan variasi tingkat kepatuhan minum obat anti hipertensi di antara responden. Sebelas orang (28,9 persen) termasuk dalam kategori kurang patuh, sementara sembilan orang (23,7 persen) berada di kategori cukup. Kabar baiknya, delapan belas orang (47,4 persen) menunjukkan tingkat kepatuhan yang baik. Ini mengindikasikan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan kesadaran dan disiplin.

Terkait tekanan darah, hasil studi juga memaparkan kondisi yang beragam. Sebanyak 26 orang (68,4 persen) mengalami hipertensi ringan, sembilan orang (23,7 persen) menderita hipertensi sedang, dan tiga orang (7,9 persen) didiagnosis hipertensi berat. Angka-angka ini menegaskan prevalensi masalah tekanan darah tinggi di kalangan lansia.

Advertisement

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang jelas dan signifikan. Anang menegaskan, "Semakin patuh lansia minum obat anti hipertensi, semakin rendah tekanan darahnya." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kepatuhan minum obat hipertensi sebagai faktor penentu utama dalam manajemen tekanan darah.

Hipertensi: Penyakit Kronis dengan Risiko Komplikasi Serius

Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan faktor kunci yang tidak bisa ditawar. Hipertensi sendiri bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, melainkan harus terus dikontrol secara berkelanjutan. Pengendalian yang konsisten diperlukan untuk mencegah timbulnya komplikasi berbahaya yang berpotensi mengancam jiwa.

Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat seringkali menjadi tantangan utama, terutama pada penyakit kronis yang memerlukan terapi jangka panjang seperti hipertensi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pasien enggan atau lupa minum obat secara teratur. Ini menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan.

Meskipun obat-obatan anti hipertensi yang tersedia saat ini telah terbukti sangat efektif dalam mengontrol tekanan darah, rendahnya kepatuhan pasien dapat berdampak negatif. Kondisi ini berpotensi meningkatkan morbiditas (angka kesakitan), mortalitas (angka kematian), serta beban biaya pengobatan. Oleh karena itu, edukasi berkelanjutan sangat diperlukan.

Salah satu komplikasi paling serius akibat tekanan darah yang tidak stabil adalah stroke. Anang mengungkapkan data yang mengkhawatirkan, yaitu 95 persen penderita stroke memiliki riwayat hipertensi. Data ini menjadi pengingat keras akan urgensi pengelolaan hipertensi yang tepat dan konsisten.

Peran Edukasi dan Sinergi dalam Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan

Kadinkes Anang berharap hasil penelitian ini dapat menjadi landasan kuat bagi tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk memperkuat program edukasi kepada pasien hipertensi, khususnya para lansia. Edukasi ini harus mencakup pentingnya rutin mengonsumsi obat dan menerapkan gaya hidup sehat guna menekan risiko komplikasi.

Selain itu, Anang juga mendorong upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi. Hal ini juga mencakup penguatan sinergi antara puskesmas, tenaga PIDI, dan pemerintah daerah. Kolaborasi ini diharapkan mampu membangun sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik dan terintegrasi.

Dokter pembimbing PIDI, Sofyawaty Hamzah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para peserta PIDI. Beliau menilai bahwa penelitian yang telah dijalankan sangat baik dan memberikan kontribusi nyata. Kontribusi ini penting bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah Gorontalo.

Kepala Puskesmas Tibawa, Tantri Luawo, menyambut positif kehadiran program PIDI. Menurutnya, program ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas layanan medis, tetapi juga memberikan perspektif baru. Hal ini penting dalam penanganan masalah kesehatan di masyarakat, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan secara luas.

Berita Terbaru
  • Terungkap! 14.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dibangun Rp28 Triliun dari Mitra, Bukan APBN.
  • Fakta Mengejutkan: Ayah dan Anak Pelaku Pembunuhan Pemuda di Palembang Ditangkap Kurang dari 24 Jam
  • Kinerja Pelindo Regional 4 Semester I 2025 Positif: Arus Penumpang Melejit 17%!
  • Kementan Optimalkan Peran Petani Milenial: Dari Lahan Tidur Jadi Lumbung Pangan Modern, Apa Rahasianya?
  • Terungkap! Petani Lampung Barat Butuh Alat Pengering Padi Vertikal untuk Tingkatkan Kualitas Panen
  • dinas kesehatan
  • edukasi pasien
  • gaya hidup sehat
  • kepatuhan minum obat hipertensi
  • kesehatan lansia
  • konten ai
  • manajemen hipertensi
  • pencegahan stroke
  • penelitian kesehatan
  • #planetantara
  • prolanis gorontalo
  • puskesmas tibawa
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.