Fakta Stunting: Sulawesi Selatan Gencarkan Program Genting, Sasar 15 Ribu Anak
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan serius menekan angka stunting melalui Program Genting, sebuah inisiatif inovatif yang menyasar 15.240 anak terdampak. Bagaimana program ini bekerja?
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) secara masif menggencarkan Program Gerakan Orang Tua Asuh untuk Anak Stunting (Genting). Inisiatif ini merupakan upaya konkret untuk menekan angka prevalensi stunting yang masih tergolong tinggi di wilayah tersebut. Data menunjukkan bahwa terdapat 15.240 anak di Sulawesi Selatan yang tercatat mengalami stunting.
Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, menyatakan bahwa tingginya angka prevalensi stunting menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Berbagai terobosan dan langkah strategis terus dilakukan, termasuk dengan mengintensifkan implementasi Program Genting di seluruh kabupaten/kota. Program ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam perbaikan gizi anak.
Salah satu lokasi yang telah ditinjau implementasi Program Genting adalah Puskesmas Pampang di Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Puskesmas ini menjadi pionir dalam melakukan pendampingan komprehensif bagi anak-anak yang berpotensi atau sudah mengalami stunting di wilayah kerjanya, menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah daerah.
Intervensi Program Genting dan Peran Puskesmas
Puskesmas Pampang, sebagai salah satu garda terdepan, melakukan berbagai bentuk intervensi dalam Program Genting. Petugas kesehatan secara aktif memberikan makanan tambahan pendamping ASI (MPASI) kepada anak-anak yang membutuhkan. Langkah ini krusial untuk memastikan asupan gizi yang cukup bagi tumbuh kembang optimal.
Selain itu, pendataan terhadap anak-anak dan keluarga yang masuk kategori rawan stunting atau sudah stunting juga menjadi fokus utama. Data yang akurat sangat penting untuk merencanakan intervensi yang tepat sasaran dan memantau perkembangan kondisi anak. Hal ini memastikan bahwa setiap kasus stunting dapat tertangani dengan baik.
Program Genting juga secara aktif mendorong partisipasi masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting di lingkungan sekitar. Inisiatif ini merupakan bentuk kepedulian sosial yang diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Stunting: Lebih dari Sekadar Tubuh Pendek
Fatmawati Rusdi menjelaskan bahwa stunting bukan hanya sekadar kondisi tubuh pendek, melainkan indikator masalah serius gizi kronis. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh infeksi berulang, pola hidup yang kurang sehat, serta minimnya perhatian orang tua terhadap tumbuh kembang anak sejak dini. Pemahaman yang benar tentang stunting sangat penting untuk penanganannya.
Angka stunting yang tersebar di 504 lokus pada 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan menunjukkan skala permasalahan yang harus ditangani secara komprehensif. Upaya penurunan angka stunting memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai sektor. Setiap lokus mendapatkan perhatian khusus sesuai dengan karakteristiknya.
Berkaitan dengan kompleksitas masalah stunting, peran aktif keluarga dan juga petugas kesehatan dari skala terkecil hingga jenjang atas harus bersinergi. Kolaborasi erat antara semua pihak diharapkan dapat menekan angka prevalensi stunting secara signifikan. Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.