Fakta TBC: Lapas Amuntai Kalsel Periksa Sampel Dahak Tahanan, Gencarkan Pencegahan TBC di Lingkungan Padat
Lapas Kelas IIB Amuntai, Kalimantan Selatan, mengambil langkah proaktif dalam pencegahan TBC di Lapas dengan memeriksa sampel dahak tahanan yang diduga terinfeksi. Bagaimana hasilnya?
Lapas Kelas IIB Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, bekerja sama dengan RSUD Pambalah Batung Amuntai, mengambil langkah proaktif dalam upaya menjaga kesehatan. Mereka melakukan pemeriksaan sampel dahak terhadap seorang tahanan yang diduga mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC), menunjukkan keseriusan dalam penanganan kesehatan di lingkungan padat.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Lapas Amuntai untuk memastikan kondisi kesehatan yang optimal bagi seluruh warga binaan dan tahanan. Tujuannya adalah untuk secara efektif mencegah penyebaran penyakit menular, khususnya TBC, yang berpotensi menyebar cepat di lingkungan tertutup seperti lapas.
Kepala Lapas Kelas IIB Amuntai, Yosef Leonard Sihombing, menjelaskan bahwa sampel dahak telah diserahkan ke laboratorium RSUD setempat. Pemeriksaan ini menggunakan metode tes cepat molekuler (TCM) untuk mendapatkan hasil yang akurat, termasuk identifikasi TBC resisten obat.
Komitmen Lapas dalam Pencegahan Penyakit Menular
Yosef Leonard Sihombing menegaskan bahwa langkah pemeriksaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari komitmen Lapas Amuntai dalam menjaga kondisi kesehatan penghuni. Prioritas utama adalah memastikan warga binaan lain tidak terpapar penyakit menular, seperti TBC, yang dapat menimbulkan dampak serius.
Dia menambahkan, setiap kali ada tahanan atau warga binaan yang menunjukkan gejala mengarah ke TBC, petugas lapas akan segera melakukan deteksi dini. Tim medis kemudian akan menindaklanjuti dengan cepat untuk mencegah potensi penularan yang lebih luas di dalam fasilitas.
Deteksi dini penyakit menular di dalam lapas juga dilakukan melalui program skrining TBC yang dilaksanakan secara rutin. Program ini merupakan hasil kerja sama erat dengan Dinas Kesehatan kabupaten setempat serta berbagai layanan kesehatan lainnya, menunjukkan pendekatan komprehensif dalam upaya pencegahan TBC.
Protokol Penanganan dan Deteksi Dini TBC
Yosef menuturkan bahwa hasil pemeriksaan TCM di laboratorium terhadap sampel dahak tahanan akan menjadi dasar utama bagi tenaga medis. Informasi ini sangat krusial untuk memberikan penanganan dan pengobatan lebih lanjut yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jika hasil laboratorium menunjukkan positif TBC, tahanan akan segera mendapatkan layanan terapi TBC sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Langkah penting lainnya adalah pemisahan sementara tahanan tersebut dari penghuni lainnya, sebuah tindakan preventif untuk meminimalkan risiko penularan.
Tindakan cepat dan terkoordinasi ini sangat vital untuk mencegah penyebaran penyakit menular di lingkungan lapas yang rentan. Layanan kesehatan ini tidak hanya menjadi bagian penting dari pembinaan, tetapi juga memberikan perlindungan kesehatan yang fundamental bagi seluruh tahanan dan warga binaan di Lapas Amuntai.