Fakta Terkini: Gempa 5.8 SR Guncang Poso, Puluhan Warga Luka-Luka Saat Ibadah
Gempa bumi berkekuatan 5.8 Skala Richter mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, menyebabkan puluhan warga luka-luka dan sejumlah bangunan rusak. Simak detail lengkap dampaknya.
Gempa bumi berkekuatan 5.8 Skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu, 17 Agustus, pukul 06.36 waktu setempat. Guncangan kuat ini menyebabkan sejumlah kerusakan bangunan serta melukai puluhan warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat segera melakukan penanganan darurat dan pendataan awal terhadap para korban.
Peristiwa nahas ini terjadi saat sebagian besar korban sedang mengikuti ibadah di Gereja Elim, Desa Masani, Poso Pesisir. Struktur gereja yang masih dalam tahap renovasi ambruk akibat guncangan Gempa Poso yang kuat. Tim medis segera mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut dan memastikan keselamatan mereka.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulawesi Tengah, Andi Sembiring, pemantauan awal mencatat 10 korban luka di Desa Masani. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian melaporkan peningkatan jumlah korban luka mencapai 29 orang. Dua di antaranya berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan perhatian medis intensif.
Dampak Gempa dan Penanganan Korban
Guncangan Gempa Poso tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga menimbulkan korban luka yang signifikan. Sebagian besar korban luka adalah jemaat yang tengah beribadah di Gereja Elim, Desa Masani, Poso Pesisir. Gereja tersebut ambruk karena masih dalam proses renovasi saat gempa terjadi, menunjukkan kerentanan struktur.
Para korban yang mengalami luka-luka segera dilarikan ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan pertolongan pertama dan perawatan medis. BPBD Sulawesi Tengah dan tim medis bergerak cepat mengevakuasi serta memberikan penanganan medis yang diperlukan. Upaya penanganan darurat menjadi prioritas utama guna meminimalkan dampak lebih lanjut.
Pembaruan data dari BNPB menunjukkan peningkatan jumlah korban luka menjadi 29 orang, sebuah angka yang mengkhawatirkan. Tiga belas korban di antaranya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Poso untuk perawatan lebih intensif. Kondisi dua korban dilaporkan kritis, memerlukan penanganan medis dan pengawasan ketat dari tim dokter.
Kerusakan Bangunan dan Infrastruktur
Selain korban luka, Gempa Poso juga mengakibatkan kerusakan pada beberapa struktur bangunan di berbagai lokasi terdampak. Kerusakan terparah terjadi di Desa Masani, tempat Gereja Elim mengalami ambruk total. Kejadian ini menambah daftar panjang dampak dari bencana alam yang melanda wilayah tersebut.
Laporan kerusakan juga mencakup bangunan sarang walet di Desa Ueralulu yang mengalami kerusakan struktural. Sebuah rumah warga di Desa Lape juga tidak luput dari dampak guncangan gempa, menunjukkan sebaran kerusakan. Masjid Al-A’la di Desa Lanto Jaya juga mengalami kerusakan ringan, meskipun tidak signifikan dan masih dapat digunakan.
Pemerintah daerah bersama tim terkait sedang melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh bangunan yang terdampak Gempa Poso. Evaluasi kerusakan menjadi langkah penting untuk menentukan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi yang tepat. Prioritas diberikan pada fasilitas umum, tempat ibadah, dan rumah warga yang rusak parah.
Analisis BMKG dan Gempa Susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awalnya melaporkan Gempa Poso berkekuatan 6.0 SR sebelum merevisinya menjadi 5.8 SR. Revisi ini merupakan bagian dari proses analisis data seismik yang lebih akurat dan mendalam. BMKG terus memantau aktivitas gempa di wilayah tersebut secara berkala.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa setidaknya 10 gempa susulan telah tercatat pasca gempa utama. Gempa susulan ini terjadi hingga pukul 07.10 WIB setelah gempa utama, menunjukkan aktivitas seismik yang masih berlangsung. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan yang mungkin terjadi.
Episentrum Gempa Poso terletak 13 kilometer barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 kilometer, menjadikannya gempa dangkal. BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, memberikan ketenangan bagi warga pesisir. Informasi akurat dari BMKG sangat penting untuk menenangkan masyarakat dan menghindari kepanikan yang tidak perlu.