LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Fakta Unik: Pelestarian Pusaka Bukan Sekadar Objek Mati, Sultan HB X Dorong Pendekatan Inklusif

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya Pelestarian Pusaka yang inklusif dan responsif. Bagaimana pendekatan baru ini dapat menjaga jati diri kota?

Rabu, 06 Agu 2025 21:24:00
konten ai
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya Pelestarian Pusaka yang inklusif dan responsif. Bagaimana pendekatan baru ini dapat menjaga jati diri kota? (©Planet Merdeka)
Advertisement

Yogyakarta, 06 Agustus – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan pentingnya Pelestarian Pusaka yang terus berkembang. Pendekatan ini harus lebih inklusif, responsif, dan berakar pada kesadaran kolektif masyarakat. Menurut Sultan, yang ingin dirawat bukan hanya objek fisik, tetapi juga jati diri yang terus hidup di dalamnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Sultan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 di Yogyakarta pada Rabu. Rakernas ini mengusung tema “Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan”. Acara tersebut dihadiri oleh 58 delegasi JKPI yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Raja Keraton Yogyakarta ini menilai bahwa Pelestarian Pusaka tidak cukup dilakukan secara administratif atau simbolik semata. Ia meminta pendekatan yang digunakan mampu menyentuh masyarakat secara nyata. Sultan berharap semua pihak bukan hanya menjadi penjaga pusaka, melainkan juga penggerak yang mampu menempatkan warisan sumber daya nilai dalam membentuk masa depan kota secara cerdas, beretika, dan kontekstual.

Advertisement

Pendekatan Inklusif dalam Pelestarian Pusaka

Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan bahwa cara menjaga pusaka harus terus berkembang. Pendekatan ini harus lebih inklusif dan responsif. Tujuannya agar berakar pada kesadaran kolektif masyarakat.

Menurutnya, yang ingin dirawat bukan hanya objek fisik semata. Lebih dari itu, Pelestarian Pusaka harus mencakup jati diri yang terus hidup di dalamnya. Ini menandakan pergeseran paradigma dalam konservasi budaya.

Raja Keraton Yogyakarta ini menekankan bahwa pelestarian tidak cukup hanya secara administratif atau simbolik. Diperlukan pendekatan yang mampu menyentuh masyarakat secara nyata.

Advertisement

Ia menyerukan agar semua pihak bukan hanya menjadi penjaga pusaka. Namun, juga penggerak yang cerdas dan beretika. Mereka harus mampu menempatkan warisan nilai dalam membentuk masa depan kota.

Tantangan dan Pembelajaran dari Yogyakarta

Tantangan dalam merawat pusaka kini telah berubah signifikan. Hal ini dibandingkan dengan satu dekade lalu. Dinamika sosial, budaya, dan ekonomi semakin kompleks.

Cara manusia berinteraksi dengan ruang juga terus berubah. DIY sendiri telah mengalami tekanan ruang dan desakan ekonomi. Ekspektasi masyarakat pun terus berubah seiring waktu.

Di tengah semua tantangan ini, DIY belajar pentingnya menjaga pusaka. Bukan hanya sebagai objek mati, melainkan sebagai proses sosial yang hidup. Proses ini harus dirawat melalui dialog dan partisipasi aktif.

Keberanian membaca ulang konteks juga menjadi kunci. Ini memungkinkan Pelestarian Pusaka beradaptasi dengan zaman. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo berharap JKPI menjadi wadah berbagi pengetahuan.

Peran Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI)

Setiap anggota JKPI memiliki identitas khas dengan warisan budayanya masing-masing. Jaringan ini diharapkan dapat terus memperkuat advokasi pelestarian. Ini penting untuk perlindungan budaya di seluruh Indonesia.

Ketua Presidium JKPI, Muhammad Yamin HR, menyatakan komitmen JKPI. Mereka terus berupaya menjaga pusaka sejarah di tengah tekanan pembangunan. Setiap wilayah perlu merawat warisan yang dimiliki.

Yogyakarta dianggap sebagai contoh daerah yang memiliki sejarah panjang. Daerah ini berhasil merawat pusaka dalam segala bentuknya. Ini menjadi inspirasi bagi anggota JKPI lainnya.

Yamin mengajak semua pihak untuk belajar bersama. Tujuannya adalah merawat dan melestarikan kebudayaan di daerah masing-masing. Dari kota warisan, menuju kota masa depan yang berkelanjutan.

Berita Terbaru
  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara
  • Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!
  • UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
  • Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar
  • Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan
  • budaya indonesia
  • cagar budaya
  • jaringan kota pusaka indonesia
  • konservasi budaya
  • konten ai
  • pelestarian pusaka
  • #planetantara
  • rakernas jkpi
  • sejarah
  • sultan hamengku buwono x
  • warisan budaya
  • yogyakarta
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.