Fantastis! Ekspor Perikanan Batam Capai Rp129 Miliar di Semester I, Lampaui Separuh Target Tahunan
Capaian Ekspor Perikanan Batam di semester pertama 2025 sukses membukukan nilai Rp129 miliar, melebihi separuh target tahunan. Bagaimana strategi Diskan Batam hadapi tantangan cuaca?
Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Kepulauan Riau, mencatat capaian impresif pada sektor ekspor perikanan Batam. Hingga Juni 2025, nilai ekspor komoditas perikanan telah mencapai Rp129 miliar. Angka fantastis ini merepresentasikan 51 persen dari target tahunan yang ditetapkan, menunjukkan kinerja yang jauh melampaui separuh proyeksi.
Kepala Diskan Kota Batam, Yudi Admajianto, menyatakan bahwa kinerja positif ini menunjukkan tren yang sangat menggembirakan. Ia optimis bahwa target ekspor sebesar Rp250 miliar hingga akhir tahun dapat tercapai, asalkan tren positif ini terus berlanjut. Peningkatan tipis terlihat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menegaskan pertumbuhan yang stabil.
Meskipun demikian, tantangan signifikan seperti cuaca buruk tetap menjadi perhatian utama bagi keberlanjutan produksi. Diskan Batam terus berupaya mencari solusi inovatif untuk menjaga stabilitas produksi dan pendapatan nelayan. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mendukung para nelayan di tengah fluktuasi kondisi alam yang tidak menentu.
Capaian Positif dan Tantangan Cuaca dalam Ekspor Perikanan Batam
Capaian ekspor perikanan Batam senilai Rp129 miliar pada semester pertama 2025 merupakan indikator kuat pertumbuhan sektor ini di wilayah Kepulauan Riau. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp126 miliar, menunjukkan adanya peningkatan nilai meskipun tipis. Tren positif ini memberikan optimisme bagi Diskan Batam untuk mencapai target tahunan yang ambisius.
Namun, Yudi Admajianto mengakui adanya penurunan volume produksi yang signifikan pada bulan April dan Mei 2025. Tantangan cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang secara langsung memengaruhi produktivitas nelayan dan hasil tangkapan. Kondisi alam yang tidak menentu seringkali menghambat aktivitas penangkapan ikan, berdampak pada pasokan komoditas perikanan.
Cuaca buruk, khususnya saat musim angin utara yang biasanya terjadi sekitar Oktober hingga Desember, menyebabkan gelombang tinggi dan arus kuat. Hal ini berdampak signifikan pada hasil tangkapan nelayan, membuat mereka sulit melaut dengan aman dan efektif. Tidak hanya nelayan kecil dengan perahu tradisional, pengusaha perikanan skala besar dengan kapal modern pun turut merasakan dampaknya, mengakibatkan penurunan pasokan secara keseluruhan.
Strategi Adaptasi dan Pemberdayaan Nelayan Hadapi Cuaca Ekstrem
Untuk mengatasi dampak cuaca buruk yang berulang, nelayan tradisional di Batam seringkali mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka beralih menjaring komoditas laut lain seperti gamat, tripang, atau udang di perairan sekitar pulau yang lebih terlindung. Beberapa juga mengandalkan budidaya di kelong sebagai sumber pendapatan tambahan yang lebih stabil.
Diskan Batam secara proaktif mendorong pemberdayaan nelayan melalui pembentukan dan penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Sistem KUB ini ditekankan untuk mendorong kebiasaan menabung dan pengelolaan keuangan yang baik di kalangan nelayan. Dengan demikian, mereka memiliki simpanan finansial yang memadai saat tidak dapat melaut akibat cuaca ekstrem, menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga.
Pihak Diskan Batam tetap optimistis bahwa target ekspor perikanan Batam tahun ini dapat tercapai sepenuhnya. Kuncinya adalah memaksimalkan periode sebelum musim angin tiba dengan intensifikasi penangkapan dan budidaya. Upaya kolaboratif yang kuat antara pemerintah, nelayan, dan pelaku usaha perikanan diharapkan mampu menjaga momentum positif ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.