Hujan Buatan Padamkan Seluruh Titik Panas di Riau: 20,8 Ton Bahan Semai Efektif Atasi Karhutla
Operasi Hujan Buatan berhasil memadamkan seluruh titik panas di Riau. BMKG dan BNPB sukses menyemai 20,8 ton bahan, efektif atasi karhutla.
Seluruh titik panas atau hotspot di Provinsi Riau berhasil dipadamkan melalui operasi modifikasi cuaca yang melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Keberhasilan ini merupakan langkah signifikan dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap melanda wilayah tersebut.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa hingga Jumat pagi (25/7), semua titik panas dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi telah berhasil dipadamkan. Operasi intensif ini menunjukkan koordinasi yang efektif antara lembaga terkait dalam menanggulangi bencana asap.
Operasi modifikasi cuaca ini telah berlangsung secara intensif sejak 21 Juli, dengan fokus pada penyemaian bahan semai ke awan potensial di sejumlah wilayah prioritas terdampak karhutla, termasuk Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Langkah ini diambil untuk memastikan pemadaman yang cepat dan menyeluruh, terutama di area yang sulit dijangkau.
Keberhasilan Operasi Hujan Buatan di Riau
Selama empat hari pelaksanaan operasi, tim BMKG mencatat telah melakukan 23 sortie penerbangan untuk menyemai awan. Total bahan semai Natrium Klorida (NaCl) yang ditaburkan mencapai 20,8 ton di langit Riau, menunjukkan skala operasi yang masif.
Dwikorita menjelaskan bahwa metode hujan buatan ini terbukti sangat efektif dalam meredam titik panas dan mempercepat proses pemadaman karhutla. Keberhasilan ini terutama terlihat di area-area yang sulit dijangkau oleh operasi darat, menjadikannya solusi vital dalam penanggulangan bencana.
Efektivitas ini menegaskan peran penting teknologi modifikasi cuaca dalam mitigasi bencana asap akibat karhutla. Dengan adanya hujan buatan, upaya pemadaman dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, mengurangi dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dampak Luas dan Komitmen Berkelanjutan
Dampak positif dari operasi hujan buatan ini tidak hanya terbatas pada wilayah Riau saja. Hujan dengan intensitas sedang juga terpantau di Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, sebagai hasil dari sistem cuaca yang terbentuk selama operasi ini.
Fenomena ini menunjukkan bahwa modifikasi cuaca memiliki potensi dampak yang lebih luas, melampaui target utama operasi. Hal ini membuka peluang untuk penerapan strategi serupa di wilayah lain yang rawan karhutla di Indonesia.
BMKG memastikan bahwa operasi modifikasi cuaca akan terus dilanjutkan di wilayah-wilayah rawan lainnya. Komitmen ini bertujuan untuk menjaga kondisi tetap terkendali sepanjang musim kemarau, serta mencegah terulangnya bencana asap yang merugikan.