Jejak Kartini Modern: Tiga Profesor Bersaudara dan Kisah Inspiratif Sang Ayah
Kisah inspiratif tiga profesor perempuan bersaudara asal Sidoarjo yang sukses meraih gelar profesor, menunjukkan peran penting seorang ayah dalam membentuk masa depan anak, mirip dengan kisah R.A. Kartini.
Surabaya, 21 April 2025 (ANTARA) - Perjuangan R.A. Kartini dalam memajukan emansipasi perempuan Indonesia tak lepas dari peran besar ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, yang memberikan akses pendidikan dan pemikiran maju bagi Kartini. Kisah ini menemukan gema dalam keluarga Firman Talkah dari Sidoarjo, Jawa Timur, di mana tiga putrinya berhasil meraih gelar profesor, sebuah bukti nyata peran ayah dalam membentuk masa depan anak-anaknya.
Sosok Firman Talkah, seorang guru yang mendidik lima anaknya dengan disiplin dan kasih sayang, menjadi kunci sukses ketiga putrinya. Ketiga profesor tersebut adalah Prof. (R) Dr. Ir. Anita Firmanti, MT (mantan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR), Prof. Dr. Anggraini Dwi S, dr, SpRad, Subsp.NKL(K) (guru besar neuroradiologi), dan Prof. Dr. Aktieva Tri Tjitrawati, SH, MHum (pakar hukum kesehatan).
Kisah sukses ini menunjukkan bahwa peran seorang ayah melampaui sekadar pemberi nafkah, melainkan sebagai penentu arah masa depan anak, sebagaimana peran Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dalam kehidupan R.A. Kartini.
Pengaruh Ayah dalam Kesuksesan Tiga Profesor
Prof. Anggraini, salah satu dari tiga profesor bersaudara, mengenang ayahnya sebagai sosok yang penuh kasih, disiplin, dan visioner. "Bapak saya itu anak yatim piatu, bisa sekolah karena beasiswa," kenangnya. Firman Talkah, meski sibuk bekerja, selalu meluangkan waktu untuk anak-anaknya, membiasakan mereka membaca koran sejak kecil, dan mengarahkan pendidikan sesuai potensi masing-masing.
Ia menekankan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan, mendidik mereka menjadi perempuan yang mandiri dan dominan. Meskipun tegas, kasih sayang Firman Talkah selalu terasa, tercermin dalam pendampingan saat vaksinasi hingga latihan Pramuka.
Prof. Aktieva menambahkan, ayahnya selalu mendampingi, bahkan saat ia menempuh pendidikan di luar negeri. "Ada yang kurang kalau tidak bercerita ke ayah," ujarnya. Keteladanan Firman Talkah bahkan menginspirasi generasi cucunya.
Keluarga ini menulis buku sebagai bentuk penghargaan dan refleksi atas nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah: pendidikan sebagai jalan utama untuk meningkatkan taraf hidup, cinta sebagai kekuatan mendidik, dan ketegasan sebagai fondasi karakter.
Lingkungan dan Keputusan Penting
Firman Talkah, menyadari lingkungan di Kampung Malang yang kurang mendukung tumbuh kembang anak, memutuskan pindah ke Mulyosari demi lingkungan yang lebih baik. Keputusan ini menunjukkan kepedulian dan visi yang jauh ke depan.
Prof. Anggraini mengungkapkan, ia mendaftar S3 di usia lebih dari 50 tahun sebagai bentuk janji pada ayahnya. Ketiga profesor ini percaya bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berkembang di berbagai bidang keilmuan.
Kesimpulan
Kisah keluarga Firman Talkah menjadi inspirasi, menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ayah dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anaknya. Seperti R.A. Kartini yang didukung ayahnya, tiga profesor ini juga tumbuh berkat kasih sayang dan disiplin sang ayah. Warisan nilai-nilai positif ini terus menginspirasi generasi selanjutnya.