Kemenag Sulut Giat Tanamkan Empat Pilar Kebangsaan pada Generasi Muda
Kemenag Sulawesi Utara gencar meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara, Ulyas Taha, menegaskan komitmennya dalam meningkatkan pemahaman empat pilar kebangsaan di kalangan generasi muda Sulawesi Utara. Hal ini disampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Manado, Selasa (13/5), yang dihadiri oleh anggota DPD RI/MPR RI Maya Rumantir. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika kepada para pemuda.
Ulyas Taha, yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Sulut, menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai kebangsaan tersebut bagi pelajar, mahasiswa, pemuda, dan remaja masjid. Menurutnya, hal ini krusial untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang beragam. Ia juga menyoroti pentingnya toleransi antarumat beragama sebagai fondasi utama kerukunan dalam masyarakat.
"Menghargai perbedaan adalah kunci dalam membangun bangsa yang kuat dan bersatu," tegas Ulyas Taha. Beliau menjelaskan pentingnya memahami sejarah perumusan Pancasila, khususnya perdebatan panjang mengenai tujuh kata dalam sila pertama. Proses tersebut, menurutnya, menunjukkan bagaimana semangat toleransi dan persatuan mampu menyatukan para pendiri bangsa dalam mencapai kesepakatan besar, yaitu rumusan 'Ketuhanan Yang Maha Esa' yang kita kenal hingga kini.
Pentingnya Memahami Empat Pilar Kebangsaan
Dalam sosialisasi tersebut, Ulyas Taha memaparkan secara rinci makna dan implementasi dari empat pilar kebangsaan. Ia menekankan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, NKRI sebagai bentuk negara kesatuan, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan persatuan dalam keberagaman, sangat penting bagi generasi muda.
Generasi muda, lanjut Ulyas, harus mampu memahami konteks sejarah dan filosofis dari keempat pilar tersebut. Dengan demikian, mereka dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi aktif dalam menjaga keutuhan bangsa. Pemahaman ini bukan hanya sekedar hafalan, melainkan pemahaman yang diresapi dan diimplementasikan dalam tindakan nyata.
Lebih lanjut, Ulyas juga menekankan pentingnya peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai empat pilar kebangsaan. Kurikulum pendidikan, menurutnya, harus dirancang sedemikian rupa agar mampu menanamkan nilai-nilai tersebut secara efektif dan berkelanjutan. Selain itu, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam mendukung upaya ini.
Ulyas mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda. Kerja sama ini mencakup berbagai elemen, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga keluarga. Dengan demikian, upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan ini akan lebih efektif dan berdampak luas.
Toleransi Antarumat Beragama: Pilar Kekuatan Bangsa
Ulyas Taha secara khusus menekankan pentingnya toleransi antarumat beragama dalam konteks empat pilar kebangsaan. Beliau menyatakan bahwa keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dirawat. Toleransi, menurutnya, bukan hanya sekedar sikap menerima perbedaan, tetapi juga sikap saling menghargai dan menghormati.
Dengan menjunjung tinggi toleransi, masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Hal ini akan menciptakan iklim sosial yang kondusif bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Ulyas mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan persatuan. Mereka diharapkan mampu menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitar dalam membangun hubungan yang harmonis antarumat beragama. Dengan demikian, Indonesia akan tetap teguh sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan.
Sebagai penutup, Ulyas Taha kembali menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ia berharap agar nilai-nilai empat pilar kebangsaan dapat diwariskan kepada generasi penerus bangsa, sehingga Indonesia tetap kokoh dan bersatu.
“Ayo jaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Dampak dari kerukunan ini akan kita rasakan bahkan sampai kepada anak cucu generasi penerus bangsa,” katanya.