Korlantas Klasterisasi Jalur Mudik-Balik Lebaran 2025: Antisipasi Kemacetan di Empat Kategori Jalur
Korlantas Polri mengklasterisasi empat kategori jalur lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan arus mudik dan balik Lebaran 2025, meliputi jalur tol, non-tol, wisata, dan pelabuhan penyeberangan.
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah mengumumkan strategi pengelolaan lalu lintas untuk arus mudik dan balik Lebaran 2025. Irjen Pol Agus Suryo Nugroho, Kepala Korlantas, mengungkapkan rencana tersebut di Kota Batu, Jawa Timur, pada Senin. Strategi ini melibatkan pengklasteran empat kategori jalur utama, dengan fokus pada rekayasa lalu lintas yang efektif dan efisien.
Empat kategori jalur tersebut meliputi jalur tol, jalur non-tol (jalan nasional), jalur wisata, dan jalur pelabuhan penyeberangan. Pengklasteran ini bertujuan untuk mengoptimalkan manajemen lalu lintas dan meminimalisir potensi kemacetan yang sering terjadi selama periode mudik dan balik Lebaran. Irjen Pol Agus Suryo Nugroho menekankan pentingnya antisipasi, mengingat beban lalu lintas di jalan nasional akan sangat tinggi ketika diberlakukan sistem one way.
"Karena jalan nasional itu bebannya akan berat ketika one way (di jalur) nasional (non tol) diberlakukan ketika kebangkitan arus itu cukup tinggi," jelas Irjen Pol Agus Suryo Nugroho. Perencanaan matang dan kolaborasi antar instansi menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Hal ini terlihat dari langkah Korlantas yang telah meninjau beberapa lokasi strategis untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan koordinasi yang optimal.
Klasterisasi Jalur dan Strategi Rekayasa Lalu Lintas
Untuk jalur tol, pengaturan lalu lintas akan difokuskan pada pintu masuk dan keluar tol, serta rest area. Pertimbangan utama adalah kondisi jalan, seperti penyempitan ruas jalan dan aktivitas perbaikan jalan yang berpotensi menimbulkan hambatan. Di jalur non-tol, sistem one way akan diterapkan secara selektif untuk mengurai kepadatan, dengan mempertimbangkan beban lalu lintas di jalan nasional.
Pada jalur pelabuhan penyeberangan, Korlantas akan berkoordinasi dengan PT ASDP Indonesia Ferry dan Pelindo untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas. Beberapa pelabuhan utama, seperti Ketapang, Bakauheni, dan Merak, telah ditinjau untuk mengevaluasi volume kendaraan, mekanisme operasional, kapasitas rute dan parkir, serta keberadaan buffer zone. Peninjauan juga akan dilakukan di Tanjung Perak untuk melihat sistem rekayasa lalu lintas selama periode H-3 hingga H+3 Lebaran.
"Setelah ini akan ke Tanjung Perak untuk melihat sistem rekayasa pada saat nanti dari lebaran baik itu H-3 maupun H+3," ujar Irjen Pol Agus Suryo Nugroho. Koordinasi yang intensif dengan operator pelabuhan sangat penting untuk memastikan alur lalu lintas yang efisien dan menghindari penumpukan kendaraan.
Sementara itu, jalur wisata juga menjadi fokus perhatian, khususnya daerah yang diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah wisatawan selama Lebaran. Kota Batu, sebagai bagian dari wilayah Malang Raya, menjadi salah satu contoh daerah yang akan mendapatkan perhatian khusus. Korlantas telah melakukan peninjauan langsung untuk mengidentifikasi titik rawan kecelakaan dan kepadatan lalu lintas.
Koordinasi dan Persiapan di Daerah Wisata
Irjen Pol Agus Suryo Nugroho telah menginstruksikan Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Timur dan Satuan Lalu Lintas Polres Batu untuk menyiapkan skema penanganan kepadatan lalu lintas di Kota Batu. Hal ini menunjukkan komitmen Korlantas untuk memastikan keamanan dan kelancaran lalu lintas di semua jalur, termasuk daerah wisata yang seringkali menjadi pusat keramaian selama periode liburan.
"Nanti Pak Kasatlantas dan Pak Dirlantas menyiapkan skenario ketika terjadi kepadatan arus langkah-langkah apa yang harus dilakukan seperti apa," tambahnya. Persiapan yang matang dan skenario penanganan yang terencana menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola lalu lintas di daerah wisata yang padat.
Secara keseluruhan, strategi Korlantas ini menunjukkan upaya proaktif dalam mengantisipasi potensi kemacetan selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Pengklasteran jalur dan koordinasi antar instansi diharapkan dapat menciptakan kelancaran dan keamanan bagi para pemudik.