Masjid Sekolah di Kaltim: Bukan Sekadar Tempat Ibadah, Tapi Pusat Bina Karakter
Gubernur Kaltim menginstruksikan masjid sekolah menjadi pusat pembinaan karakter siswa, guna membentuk generasi cerdas dan berakhlak mulia.
Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas'ud, baru-baru ini menginstruksikan agar masjid-masjid di lingkungan sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat pembinaan karakter bagi para siswa. Instruksi ini disampaikan usai peresmian Masjid Tarbiyatul Mujahidin di Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) Negeri 1 Samarinda pada Jumat, 16 Mei 2023. Peresmian ini menandai langkah penting dalam upaya membentuk generasi muda yang unggul, baik secara intelektual maupun moral.
Menurut Gubernur Rudy, pemanfaatan masjid sekolah harus maksimal untuk berbagai kegiatan pendidikan, tidak terbatas pada ibadah ritual semata. Beliau menekankan pentingnya peran masjid dalam membentuk karakter siswa secara holistik, meliputi aspek keagamaan, sosial, dan budaya. Hal ini penting mengingat potensi sumber daya manusia Indonesia yang besar, namun masih dihadapkan pada tantangan akhlak dan karakter.
"Hari ini kita melaksanakan Shalat Jumat di lingkungan SMK. Kami berharap masjid sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai kegiatan pendidikan, tidak hanya sebatas ibadah ritual," ujar Gubernur Rudy Mas'ud. Beliau juga menambahkan, "Upaya ke depan bisa membentuk karakter anak-anak kita ini semuanya, tidak hanya mendidik mereka untuk pintar, tetapi juga punya akhlak. Itu yang harus kita bina dari SMK terapan SMK 1 Samarinda ini."
Membangun Karakter Generasi Muda melalui Masjid Sekolah
Pembangunan Masjid Tarbiyatul Mujahidin di SMKN 1 Samarinda sendiri merupakan hasil gotong royong berbagai pihak, termasuk siswa, guru, alumni, dan masyarakat sekitar. Proses pembangunan yang memakan waktu sekitar sembilan tahun ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam memajukan pendidikan karakter. Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Surasa, menyampaikan apresiasi atas terwujudnya masjid ini.
Surasa menjelaskan bahwa pembangunan masjid ini sejalan dengan peraturan menteri terkait komite sekolah yang diberi kewenangan menggalang dana dari masyarakat. Keberhasilan pembangunan masjid ini juga menjadi contoh positif dalam menanggapi isu sensitif mengenai iuran komite sekolah. Yang patut diapresiasi adalah pembangunan masjid ini tidak menggunakan dana pemerintah, melainkan murni dari partisipasi masyarakat dengan pertanggungjawaban yang jelas kepada para donatur.
Kepala SMKN 1 Samarinda, Agus Tridojo, menambahkan bahwa masjid tersebut tidak hanya digunakan untuk ibadah rutin, tetapi juga untuk berbagai kegiatan pembinaan karakter siswa. "Kami juga himpun murid-murid yang kira-kira shalat belum benar, terus kemudian lafal bacaan Al Quran masih belum pas. Nah, kami ada tim khusus untuk melatih mereka di dalam masjid itu," jelasnya. Setelah peresmian masjid, sekolah menargetkan pembangunan ruang belajar dan ruang pertemuan di area belakang sekolah.
Pentingnya Peran Masjid dalam Pendidikan Karakter
Inisiatif Gubernur Kaltim ini sejalan dengan upaya nasional dalam membangun karakter bangsa. Pendidikan karakter tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Masjid sekolah, dengan potensinya sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial, dapat menjadi wadah yang efektif untuk membentuk karakter siswa yang beriman, bertakwa, cerdas, dan berakhlak mulia.
Dengan menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan karakter, diharapkan siswa dapat mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Program-program pembinaan karakter di masjid sekolah dapat dirancang secara terpadu dan terintegrasi dengan kurikulum sekolah, sehingga dampaknya lebih optimal.
Selain kegiatan keagamaan, masjid sekolah juga dapat digunakan untuk kegiatan sosial, seperti bakti sosial, penggalangan dana untuk kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan lainnya yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial siswa. Dengan demikian, masjid sekolah tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan positif yang bermanfaat bagi siswa dan masyarakat sekitar.
Keberhasilan pembangunan Masjid Tarbiyatul Mujahidin di SMKN 1 Samarinda menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di Kaltim dan Indonesia. Semoga inisiatif ini dapat mendorong sekolah-sekolah lain untuk memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal dalam rangka membentuk generasi muda yang berkarakter.
Setelah peresmian masjid, pihak sekolah masih memiliki rencana untuk pembangunan ruang belajar dan ruang pertemuan di area belakang sekolah. Hal ini menunjukkan komitmen sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas bagi siswanya.