Mengapa Jawa Barat Jadi Rujukan? Disdag Kalsel Perkuat Penguatan UMKM Kalsel Lewat Studi Komparasi Rumah Kemasan
Disdag Kalsel melakukan studi komparasi ke Jawa Barat untuk memperkuat Penguatan UMKM Kalsel melalui pembangunan rumah kemasan. Apa saja yang dipelajari dan bagaimana dampaknya bagi Banua?
Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) mengambil langkah strategis dalam upaya Penguatan UMKM Kalsel dan industri kecil menengah (IKM) di wilayahnya. Pada Sabtu, 26 Juli, delegasi Disdag Kalsel bersama perwakilan Komisi II DPRD Kalsel serta dinas terkait lainnya, melakukan studi komparasi ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan dan Kemasan (IPOK) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam berbagai aspek pengelolaan rumah kemasan yang efektif dan berdaya guna. Fokus utama studi meliputi pengalokasian anggaran, fasilitas klinik kemasan, serta pola operasional yang diterapkan di UPTD IPOK Disperindag Jawa Barat. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur Kalsel, H. Muhidin, yang menekankan pentingnya peningkatan produksi dan daya saing produk lokal.
Kepala Disdag Kalsel, Ahmad Bagiawan, menyampaikan bahwa hasil studi komparasi ini akan menjadi bekal penting dalam merancang dan membangun rumah kemasan modern di Kalimantan Selatan. Fasilitas ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi pelaku UMKM dan IKM, sejalan dengan visi pembangunan Banua yang sejahtera dan berkelanjutan.
Studi Komparasi untuk Peningkatan Kualitas Produk Lokal
Studi komparasi yang dilakukan Disdag Kalsel ke Jawa Barat ini tidak hanya sekadar kunjungan, melainkan sebuah misi pembelajaran konkret. Rombongan yang dipimpin oleh Ahmad Bagiawan, didampingi Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Suripno Sumas, Kadis Perindustrian Kalsel Abdul Rahim, dan Kadis Koperasi dan UMKM Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai, berdiskusi langsung dengan Kepala UPTD IPOK Disperindag Provinsi Jabar, Ari Fadil Nasution.
Diskusi tersebut mencakup strategi pengelolaan fasilitas kemasan, pelayanan desain produk, hingga operasional klinik kemasan yang terintegrasi. Pengalaman Jawa Barat dalam mengelola fasilitas pendukung UMKM dan IKM ini dianggap sangat relevan untuk diterapkan di Kalimantan Selatan. Hal ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya rumah kemasan yang representatif di Banua, yang mampu meningkatkan daya saing produk lokal.
Pembangunan rumah kemasan merupakan elemen krusial dalam Penguatan UMKM Kalsel. Fasilitas ini akan membantu pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas kemasan produk mereka, yang pada gilirannya akan menarik minat konsumen dan memperluas jangkauan pasar. Dengan kemasan yang menarik dan standar, produk UMKM Kalsel akan lebih siap bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Dukungan Penuh untuk Inovasi Daerah
Rencana pembangunan rumah kemasan di Kalimantan Selatan mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalsel. Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, Suripno Sumas, menegaskan komitmen pihaknya untuk mengawal dan mendukung penganggaran fasilitas ini pada tahun mendatang. Dukungan legislatif ini menjadi sinyal positif bagi percepatan realisasi proyek vital ini.
Gubernur Kalsel, H. Muhidin, sebelumnya telah menekankan pentingnya transformasi sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Beliau mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem usaha yang kompetitif dan siap bersaing. Inisiatif studi komparasi dan rencana pembangunan rumah kemasan ini merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut.
Melalui sinergi antara pemerintah daerah, legislatif, dan pelaku usaha, diharapkan Penguatan UMKM Kalsel dapat berjalan optimal. Dengan adanya fasilitas pendukung seperti rumah kemasan, produk-produk lokal Kalimantan Selatan akan memiliki nilai tambah yang signifikan, membuka peluang pasar yang lebih luas, dan pada akhirnya, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.