Mengapa Pengetahuan Dasar Penting Hadapi Disrupsi Teknologi? Ini Kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto
Mendiktisaintek Brian Yuliarto tegaskan pentingnya penguasaan pengetahuan dasar untuk hadapi disrupsi teknologi dan capai Indonesia Maju 2045.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto baru-baru ini menyoroti urgensi penguasaan pengetahuan dasar. Hal ini krusial dalam menghadapi gelombang disrupsi teknologi global yang semakin pesat.
Fenomena seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum menuntut adaptasi cepat dari berbagai sektor. Oleh karena itu, fondasi ilmu yang kuat menjadi kunci utama untuk berinovasi dan bertahan.
Dalam keterangannya di Jakarta, Mendiktisaintek Brian Yuliarto menekankan bahwa budaya ilmiah harus dikembangkan. Ini adalah langkah strategis untuk membekali masyarakat dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Fondasi Pengetahuan Dasar di Era Disrupsi
Mendiktisaintek Brian Yuliarto menegaskan bahwa pengetahuan dasar menjadi sangat penting. Terutama seiring dengan kecepatan komputasi yang sangat tinggi saat ini. Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip fundamental akan memungkinkan individu beradaptasi.
Penguasaan pengetahuan dasar ini dapat dicapai melalui pengembangan budaya ilmiah yang kuat. Budaya ini harus dimulai dari lingkungan perguruan tinggi. Selanjutnya, nilai-nilai ilmiah ini dapat disebarkan lebih luas di kalangan masyarakat.
Perguruan tinggi memiliki peran vital dalam membentuk pola pikir ilmiah. Mereka bertanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai teknologi. Namun juga memahami dasar-dasar di balik setiap inovasi.
Peran Perguruan Tinggi Menuju Indonesia Maju 2045
Mendiktisaintek Brian Yuliarto juga menegaskan peran aktif perguruan tinggi dalam memperkuat penguasaan pengetahuan dasar. Hal ini demi mendukung target besar Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Pendidikan tinggi adalah fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.
Untuk mencapai status negara maju, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen per tahun. Kontribusi dari sektor pendidikan tinggi akan sangat signifikan. Mereka harus mampu menciptakan inovasi dan sumber daya manusia berkualitas.
Pengembangan sumber daya manusia yang unggul adalah kunci. Ini akan memastikan Indonesia memiliki daya saing global. Perguruan tinggi diharapkan menjadi pusat keunggulan dalam riset dan pengembangan.
Peningkatan Layanan dan Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi
Mendiktisaintek Brian Yuliarto juga mendorong layanan prima dari Kementerian dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) serta pemerintah daerah. Layanan ini ditujukan bagi dosen, mahasiswa, dan institusi pendidikan. Peningkatan kualitas layanan ini akan berdampak positif.
Langkah ini dinilai akan membantu peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi nasional. Targetnya adalah dari 32 persen menjadi 38 persen. Peningkatan APK menunjukkan semakin banyak masyarakat yang memiliki akses ke pendidikan tinggi.
Mendiktisaintek menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa sebesar satu persen per tahun. Biasanya, Indonesia mengalami kenaikan mahasiswa sekitar 0,5 persen per tahun. Target ambisius ini memerlukan reformasi pendekatan pelayanan.
Seluruh elemen pendidikan tinggi diajak mengubah perspektif pelayanan. Dari pola judgemental menjadi pola perbaikan berkelanjutan. Dengan reformasi ini, diharapkan perguruan tinggi dapat fokus pada peningkatan mutu dan inovasi secara berkelanjutan.