Mengatasi Overkapasitas Lapas di Babel: Ditjenpas Terapkan Pola Zig Zag, Tahukah Anda Angka Kelebihan Kapasitasnya Mencapai 160 Persen?
Kantor Wilayah Ditjenpas Kepulauan Bangka Belitung menghadapi tantangan serius overkapasitas lapas hingga 160 persen. Simak bagaimana pola 'zig zag' diterapkan untuk mengurai kepadatan hunian.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kini menerapkan strategi unik. Mereka menggunakan pola 'zig zag' atau selang-seling untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas hunian lapas dan rutan. Kondisi ini sangat mendesak karena tingkat kepadatan sudah mencapai 160 persen.
Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Kepulauan Babel, Herman Sawiran, menjelaskan bahwa pola ini menjadi solusi di tengah keterbatasan anggaran. Saat ini, jumlah warga binaan di seluruh lapas dan rutan di Bangka Belitung mencapai 2.830 orang. Angka ini jauh melampaui daya tampung ideal yang hanya sekitar 1.000 orang.
Situasi ini menunjukkan bahwa fasilitas yang ada tidak lagi memadai. Lapas dan rutan di wilayah tersebut umumnya berukuran kecil, sehingga cepat penuh. Pola 'zig zag' diharapkan dapat memberikan sedikit kelegaan bagi kondisi hunian yang padat.
Strategi Pola "Zig Zag" untuk Efisiensi Hunian
Pola 'zig zag' merupakan metode rotasi warga binaan antar fasilitas pemasyarakatan. Sebagai contoh, jika Lapas Tua Tunu Pangkalpinang sudah penuh dan mengalami kelebihan daya tampung, warga binaannya akan dipindahkan. Mereka akan dialihkan ke lapas atau rutan di kabupaten lain yang masih memiliki kapasitas kosong.
Penerapan pola ini dilakukan secara bergilir dan telah terbukti cukup efektif. Herman Sawiran menyatakan bahwa strategi ini berhasil mengatasi overkapasitas hunian lapas dan rutan di daerah tersebut. Meskipun demikian, solusi ini bersifat sementara dan tak lepas dari tantangan.
Keterbatasan anggaran pemerintah menjadi alasan utama mengapa pembangunan lapas baru belum dapat direalisasikan. Oleh karena itu, pola 'zig zag' menjadi pilihan terbaik yang dapat diterapkan saat ini. Ini demi menjaga kondisi hunian tetap terkendali.
Tantangan Berat Overkapasitas dan Kebutuhan Jangka Panjang
Kondisi overkapasitas lapas di Bangka Belitung memang sangat memprihatinkan. Dengan 2.830 warga binaan yang harus ditampung di fasilitas berkapasitas 1.000 orang, tekanan terhadap sistem pemasyarakatan sangat tinggi. Ukuran lapas dan rutan yang relatif kecil memperparah kondisi ini, membuat pembinaan warga binaan menjadi kurang optimal.
Idealnya, untuk mengatasi masalah overkapasitas ini secara permanen, dibutuhkan pembangunan lapas baru yang lebih besar. Fasilitas yang lebih luas akan memungkinkan pembinaan yang lebih efektif dan manusiawi bagi warga binaan. Namun, rencana pembangunan ini masih terkendala oleh ketersediaan anggaran pemerintah.
Meskipun pola 'zig zag' memberikan solusi jangka pendek yang efektif, tantangan jangka panjang tetap ada. Pemerintah dan pihak terkait perlu mencari solusi permanen. Ini untuk memastikan bahwa hak-hak warga binaan terpenuhi dan program pembinaan dapat berjalan maksimal.