LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

Mengejutkan! 80 Ribu Koperasi Merah Putih Digagas, Ekonom UMY Sebut Jadi Penghubung Vital Ekonomi Desa

Ekonom UMY menyoroti potensi 80 ribu Koperasi Merah Putih sebagai konektor ekosistem ekonomi desa, berpotensi menggerakkan triliunan rupiah. Akankah program ini berhasil?

Jumat, 15 Agu 2025 22:16:00
konten ai
Ekonom UMY menyoroti potensi 80 ribu Koperasi Merah Putih sebagai konektor ekosistem ekonomi desa, berpotensi menggerakkan triliunan rupiah. Akankah program ini berhasil? (©Planet Merdeka)
Advertisement

Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rudy Suryanto, menyoroti peran krusial Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Sebanyak 80 ribu unit koperasi ini digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Ini diharapkan menjadi penghubung utama ekosistem ekonomi di desa-desa seluruh Indonesia.

Menurut Rudy, Koperasi Merah Putih harus berfungsi sebagai wadah konektor berbagai elemen. Tujuannya adalah membangun ekosistem ekonomi desa yang saling mendukung. Kolaborasi dengan BUMDes, KUD, kelompok tani, dan UMKM menjadi kunci.

Kebijakan ini berpotensi besar menggerakkan ekonomi perdesaan secara signifikan. Perputaran modal diperkirakan mencapai Rp240 triliun. Dukungan pembiayaan hingga Rp3 miliar per desa dari perbankan Himbara melalui Permenkeu Nomor 49 Tahun 2025 menjadi landasan kuat. Langkah ini mencerminkan kesadaran pemerintah akan peran vital desa.

Advertisement

Sinkronisasi Lintas Kementerian dan Tantangan Implementasi

Rudy Suryanto menekankan pentingnya sinkronisasi lintas kementerian. Implementasi program Koperasi Merah Putih harus berjalan efektif. Kebijakan Presiden dan Menteri Keuangan perlu diikuti langkah konkret.

Kementerian Desa dan Kementerian Dalam Negeri memiliki peran vital. Mereka harus mengatur jaminan koperasi jika kesulitan membayar pinjaman bank. Ini penting untuk mitigasi risiko finansial.

Keberadaan tengkulak dan rentenir yang telah lama mengakar menjadi perhatian utama. Tidaklah mudah menggantikan peran mereka di masyarakat. Model bisnis koperasi harus tepat agar tidak menjadi predator baru.

Advertisement

Pendekatan partisipatif sangat diperlukan untuk keberhasilan koperasi. Program pemberdayaan desa tidak akan efektif jika hanya bersifat top-down. Setiap desa memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda.

Strategi Keberlanjutan Koperasi Merah Putih

Untuk memastikan keberlanjutan program ini, Rudy merekomendasikan empat langkah utama. Langkah-langkah ini bertujuan memperkuat fondasi Koperasi Merah Putih. Ini juga untuk memastikan dampaknya positif bagi masyarakat.

Pertama, kolaborasi multi-pihak dari pusat hingga daerah sangat penting. Ini termasuk akademisi, karena Koperasi Merah Putih adalah organisasi privat dengan dukungan APBN. Kedua, penguatan kelembagaan dan SDM melalui pelatihan khusus bagi 80.000 pengelola koperasi. Mereka harus adaptif terhadap dinamika ekonomi yang terus berubah.

Selanjutnya, penerapan model bisnis berkelanjutan menjadi krusial. Model seperti social enterprise dan circular business model dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terakhir, pemanfaatan data analytics untuk monitoring dan evaluasi. Ini memungkinkan pengukuran dampak koperasi terhadap perputaran uang desa secara presisi.

Rudy mengingatkan, jika menggunakan model komersial murni, risikonya adalah munculnya predator ekonomi baru. Predator ini dapat muncul di tingkat lokal. Oleh karena itu, model bisnis harus berorientasi pada kesejahteraan.

Peran Akademisi dalam Inovasi Model Bisnis

Keberhasilan program Koperasi Merah Putih tidak hanya bergantung pada dukungan pemerintah. Pelaku usaha lokal juga memiliki peran penting. Namun, peran aktif kalangan akademisi juga sangat dibutuhkan.

Kolaborasi dengan akademisi dapat menghasilkan inovasi model bisnis yang relevan. Model ini harus sesuai dengan karakteristik unik setiap desa. Ini juga termasuk mekanisme evaluasi berbasis data yang objektif.

Keterlibatan akademisi memastikan program berjalan sesuai tujuan awal. Mereka dapat memberikan pandangan independen dan berbasis riset. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan implementasi di lapangan.

Berita Terbaru
  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara
  • Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!
  • UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
  • Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar
  • Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan
  • bumdes
  • ekonomi desa
  • indonesia emas 2045
  • konten ai
  • koperasi merah putih
  • pemberdayaan desa
  • #planetantara
  • prabowo subianto
  • umkm
  • umy rudy suryanto
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.