Mengenal Selapanan Madiun: Inovasi DKPP Kota Madiun Dukung Ketahanan Pangan di Lahan Terbatas
DKPP Kota Madiun meluncurkan program Selapanan Madiun, inovasi cerdas untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah keterbatasan lahan. Bagaimana program ini bekerja?
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Jawa Timur, meluncurkan program inovatif bernama Sekolah Lapangan Pertanian dan Perikanan Berkelanjutan atau "Selapanan". Inisiatif ini bertujuan utama untuk memperkuat ketahanan pangan daerah di tengah tantangan keterbatasan lahan pertanian yang semakin terasa.
Program Selapanan Madiun ini dirancang sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Kepala DKPP Kota Madiun, Totok Sugiarto, menjelaskan bahwa tujuannya adalah mewujudkan aksesibilitas serta stabilitas ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Dilaksanakan di Kota Madiun, program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat mulai dari petani, peternak, hingga mahasiswa dan santri. Mereka diberikan kesempatan untuk belajar serta mengasah keterampilan guna meningkatkan produktivitas panen, baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil pertanian dan perikanan.
Inovasi "Selapanan" dalam Meningkatkan Produktivitas Pangan
Program Selapanan Madiun tidak hanya berfokus pada teori, melainkan juga membekali peserta dengan praktik langsung di lapangan. Para peserta didampingi oleh praktisi berpengalaman untuk memastikan pembelajaran yang relevan dan aplikatif. Contoh praktik yang diberikan meliputi pengendalian hama padi, budidaya bawang merah, hingga penerapan teknologi bioflok di sektor perikanan.
Semua materi pembelajaran dalam Selapanan Madiun dirancang secara cermat agar sesuai dengan tantangan nyata yang dihadapi di lapangan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keanekaragaman serta produktivitas sektor pertanian dan perikanan di Kota Madiun secara signifikan. Dengan demikian, target swasembada pangan dapat tercapai.
Menurut Totok Sugiarto, melalui inovasi program Selapanan, Kota Madiun diharapkan mampu mewujudkan program swasembada pangan dan penguatan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan ketersediaan pangan yang stabil bagi warganya.
Dukungan Pemerintah Kota Madiun untuk Petani Lokal
Selain program Selapanan, Pemerintah Kota Madiun terus memberikan dukungan penuh kepada petani di wilayahnya untuk mengoptimalkan produktivitas aneka komoditas. Fokus utama adalah pada padi dan hortikultura, terutama di lahan pertanian yang terbatas. Upaya ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program nasional dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Berbagai inisiatif telah dilakukan Pemkot Madiun untuk mendorong produktivitas petani dan peternak. Salah satunya adalah penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern, seperti mesin combine harvester, yang membantu efisiensi panen. Selain itu, petani juga didorong untuk menanam benih varietas unggul, seperti Inpari 47, yang mampu menghasilkan hingga 7 ton beras per hektare.
Guna mendongkrak hasil produksi padi di lahan terbatas, Pemkot Madiun juga menekankan pentingnya penggunaan pupuk yang berimbang, baik pupuk subsidi maupun pupuk organik. Pemerintah Kota Madiun bahkan menganggarkan rata-rata Rp2 miliar setiap tahun untuk tambahan subsidi pupuk bagi para petani, menunjukkan komitmen finansial yang kuat.
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Kota Madiun saat ini mencapai 884 hektare. Lahan terbesar berada di Kecamatan Kartoharjo (377 hektare), diikuti Manguharjo (291 hektare), dan Taman (216 hektare). Produksi padi di wilayah ini pada tahun 2024, berdasarkan data BPS, mencapai 12.610,42 ton.